Ketika berbicara di hadapan kurang lebih 100 anak muda dan mudi di Kecamatan Samboja Kabupaten Kutai Kartanegara hari Minggu (21/10) kemarin, saya tunjukkan pada mereka data dari APJII yang terbit Februari 2018 yang lalu.
Slide itu menyebutkan hampir 90% pengguna layanan terbanyak dari 143 juta pengguna warga negara Indonesia adalah aplikasi obrolan daring atau Chatting! Waow!
Apa saja aplikasi Chatting itu?
Seperti yang kita banyak tahu, aplikasi paling populer itu tampaknya adalah Whatsapp. Kemudian disusul aplikasi yang lain seperi Line dan kawan-kawannya. Termasuk aplikasi berbasis sosial media lain seperti Instagram dan Facebook yang juga bisa digunakan untuk Chatting.
Apa saja tantangan menggunakan aplikasi obrolan daring itu?
Seperti biasa. Hoaks, Hoaks, dan Hoaks.
Hoaks ini lahir sejak zaman Nabi Adam dan Ibu Hawa yang dikisahkan memakan buah terlarang akibat termakan hoaks.
Hingga sekarang, serangan hoaks makin marak melalui aplikasi obrolan daring, seperti tak pernah berhenti dari pagi sampai malam. Real-time.
Orang-orang yang terlibat di obrolan itu pun seperti selalu membawa ‘kail pancing’ dan sengaja pancing-pancing ikan di kolam renang. Dan, paling usil itu sedikit-sedikit bertanya, “Ini hoaks yaaa…” terus berulang pada hal-hal yang remah-remah. Pun, orang-orang ini mudah sekali mengambil keputusan dan menilai buruk. Kok ya seperti gak pernah belajar? Apa gak capek bawa-bawa dan bahas hoaks terus?
Oleh karena itu, disinilah perjuangan manusia sampai akhir zaman agar terhindar dari hoaks. Mari kita berdoa, kami berlindung kepada Allah dari hoaks menyesatkan dan godaan syaitan yang terkutuk. Aamiin.
Beberapa tips yang sudah saya tulis sebelumnya tentang bagaimana menghidari hoaks alias khurafat menurut cendekiawan Islam Ibnu Khaldun. Juga, ini cuplikan beberapa cara dari para ahli dan media yang mungkin bermanfaat untuk saat ini.
Semoga Allah paring manfaat barokah. Aamiin.
1 thought on “Serba Serbi Chatting WhatsApp, “Ini Hoaks Yaa…””