
Jalan sehat keliling perumahan di sekitar kampus, Sabtu (10/12). Foto: dok. Pak Akhmad
“Wah, Pak Pri kuat betul, jalan menanjak cepat,” kataku menyusul di belakangnya.
Sabtu pagi itu kami seperti biasa olahraga jalan kaki keliling perumahan di sekitar kampus. Melewati jalan berbukit, naik turun, sekira tiga kilometer. Pak Pri, tiga dari kiri, sangat energik pagi itu.
“Saya dulu pernah ikut lomba lari marathon di Rampal Malang, urutan 22 dari peserta sak-Indonesia,” kata Pak Pri, sambil menahan nafas tersengal.
Di tahun 2015 ia sempat terjatuh di tempat tinggalnya di Malang. Akibatnya, tulang belakangnya bermasalah. Sampai sekarang ia sering berobat, terapi di salah satu rumah sakit dekat kampus.
Sambil terus jalan kaki, kami pun mengobrol. Saya bercerita pernah tinggal sebentar di Sawo Jajar.
“Oh, sekarang ada tol bisa turun dekat situ 500 meter jalan kaki sampai rumah,” kata Pak Pri.
Mendengar kata “turun di tol”, seketika pikiran saya melayang pada masa lalu.
“Wah, dulu saya pernah kalau pulang ke Surabaya naik bus arah Tambak Osowilangun, turun di tol Dupak. Itu kernetnya sampai dorong aku supaya turun cepat. Bus kan gak boleh berhenti di tol ya,” kataku terkekeh…
Kami pun foto-foto. Cekrek! Jadilah foto ini.
Tak lama kemudian kami sampai di kampus.
****
Pengalaman masa lalu kadang kembali muncul di saat-saat tertentu seperti cerita ini.
Saya sering membaca berbagai macam status di Facebook yang bercerita tentang masa lalunya. Kadang, karena masa lalu itu pula membuat orang menjadi overthinking.
Saya pun jadi ingat apa itu Mindfulness, salah satu cara mengelola pikiran pada saat-saat ini. Kata psikolog, Mindfulness mengajari orang untuk latihan menyadari kehadiran diri kita saat ini, menyadari momen dan aktivitas di saat ini juga.
Misalnya, saat jalan kaki olahraga bareng itu, kami seharusnya mengobrol soal olahraga atau jalan kaki atau rute yang dilewati.
Misalnya lagi, ketika sedang dalam perjalanan berkendara dengan kendaraan, seseorang sambil presentasi di kelas Zoom Meeting yang diikuti banyak audiens atau publik.
“Saya itu tidak bisa berangkat mepet, terburu-buru, terlambat datang, terus berbicara di depan audiens tanpa persiapan. Saya lebih baik datang pagi-pagi, satu jam sebelumnya, supaya siap,” kata Pak Pri lagi, usai tiba kembali di kampus.
Menerapkan Mindfulness berarti mengajak kita berlatih untuk menikmati proses. Menikmati olahraga, menikmati jalan kaki, menikmati berkendara, menikmati mengajar di kelas dengan riang gembira, suka cita, tanpa terganggu dengan pikiran-pikiran masa lalu atau masa depan yang belum diketahui.
Kebiasaan menerapkan Mindfulness membuat pikiran kita lebih teratur dan tidak overthinking. Praktisi Mindfulness Christopher Willard pernah bilang, Mindfulness membantu kita mengembangkan kecerdasan emosional, mengurangi kecemasan, bahkan membantu membuat keputusan. Betul kah?
Sekarang ini sampean lagi ngapain? 😃
Terimakasih atas informasinya min!
BTW, jangan lupa kunjungi website kampusku yaa https://walisongo.ac.id/
Wah, hebat… UIN Walisongo Semarang juara 3 Badan Publik Informatif dalam anugerah keterbukaan informasi publik tahun 2022 oleh Komisi Informasi Pusat (KIP)… Bagi tips dong bagaimana caranya jadi juara?