
Manusia Silver di Pasar Pagi Samarinda. Potret aktivitas sosial. Foto: dok. pribadi
“Mas, saya minta foto bareng ya,” kata saya pada Manusia Silver yang tengah berdiam diri mematung di depan pintu masuk Pasar Pagi Samarinda.
Saya melongok ke dalam wadah yang dia bawa dan memasukkan uang. Dia yang awalnya diam jadi patung, tiba-tiba menoleh dan menyilakan saya.
Betapa kagetnya saya. Ternyata wadah itu berisi banyak uang warna coklat lima ribuan. Saya taksir mungkin puluhan hingga ratusan ribu.
Mas Silver kemudian bergaya bersama saya foto bareng. Sambil menunggu banyak orang selesai lalu lalang, saya menunggu aba-aba supaya dapat pose yang pas.
Saya minta istri merekam video dari jarak dua sampai tiga meter. Dia baru saja keluar dari dalam pasar.
Tadinya saya mengira hanya satu orang Mas Silver, ternyata ada temannya yang lewat dan terburu-buru berjalan cepat. Mungkin sedang mencari lokasi berdiri di tempat lain.
Terus terang, saya belum melihat keberadaan Mas Silver di Balikpapan. Atau, bisa jadi sudah ada. Hanya saja saya tidak atau belum melihatnya di jalan raya atau di tempat keramaian.

Saya membaca sekilas berita tentang manusia silver yang sempat viral gegara bayi usia 10 bulan dicat silver di Pamulang Tangerang Selatan tahun 2021 yll. Andai tidak viral, mungkin akan menjadi profesi yang baru.
Kabarnya sekarang sudah berlaku larangan manusia silver di daerah tersebut. Pemerintah setempat memasukkan mereka ke dalam masalah sosial sehingga perlu dilakukan razia. Dinas Sosial setempat kemudian mendata mereka.
Menurut informasi yang saya baca, umumnya mereka bukan warga setempat. Mereka banting setir dari pekerjaan sebelumnya sebagai sopir angkot, pemulung, hingga pedagang kecil.
Masih berdasarkan informasi tersebut, manusia silver beroperasi pada jam-jam tertentu. Durasinya antara 3 jam – 5 jam kerja dalam satu hari.
Selama bekerja, mereka menahan rasa panas akibat cat percak dari ujung kaki sampai ujung kepala. Tak jarang panas cat menimbulkan kulit terkelupas, bercak, ruam, bentol, dan alergi.
Pasca razia kabarnya sudah tidak tampak di lokasi setempat di Tangerang. Disinyalir mereka bergeser ke daerah lain, seperti mungkin hingga sampai di Samarinda.
Wow…
Samarinda, 8 Oktober 2023