
Pagi ini saya membuka kado dari si bungsu. Isinya adalah buku yang saya beli di Gramedia hari Minggu (7/7) kemarin. Ketika sampai di rumah usai membeli buku itu tidak segera saya buka. Saya malah sibuk dengan membuka Whatsapp membaca beberapa pesan yang masuk. Maklum, telepon genggam saya itu tidak saya bawa jalan.
Membuka kado seperti ini bagi saya adalah sesuatu yang langka. Maksudnya, sangat jarang terjadi. Kesan saya, secara pribadi tentu saja hati saya merasa sangat senang dan bahagia menerima hadiah. Apalagi hadiah itu jika diberikan sendiri oleh anak, istri, saudara, ataupun orang tua.
Mereka, tentu saja adalah orang-orang tercinta. Secara personal memiliki hubungan hati dan sangat dekat. Memberi hadiah dapat mengeratkan kasih sayang. Dalam suatu riwayat Rasulullah bersabda, “Berilah hadiah, niscaya kalian akan saling mencintai.” HR Bukhari dalam al Adab al Mufrad.
Membaca pesan Rasulullah ini menunjukkan bahwa yang memberi hadiah juga mendapatkan kebahagian, yakni merasakan indahnya memiliki cinta. Itulah kenapa mereka, antara yang memberi dan yang menerima, disebut saling mencintai dengan memberikan perhatian berupa hadiah, dan dibalas dengan penerimaan. Lahirlah kasih dan sayang.
Namun, ketika membaca sampul kado ini, saya sedikit merasa ‘kecut’ ada tulisan prank. “Ini kan buku saya, lha kenapa dibungkus lagi dan diberikan sebagai kado… hehe…” gumamku.
Tapi tak apa-apa sayang, ayah memaklumi. Usahamu membuat kado dan ingin nge-prank ayah sangat ayah apresiasi. Kapan lagi ayah di-prank anak-anaknya hehe… Bagi saya, ini adalah hal positif dan kreatif yang mampu melahirkan kesan, perhatian, dan kasih sayang.
Ayah doakan semoga diri kalian dapat memberikan kado terbaik darimu sendiri, setidaknya untuk orang-orang yang kamu kasihi. Semoga Allah paring barokah, Nak. Aamiin.