
Ilustrasi. Petunjuk arah Toilet di Lawang Sewu Semarang. Foto: dok. pribadi
“Krriiiing…”
Sebuah telepon selular (Ponsel) berbunyi. Sebagaimana biasa, secara refleks saya ikut mencari sumber bunyi. Ponsel tidak ada di dekat saya. Rupanya bunyi Ponsel milik teman sebelah.
Seketika saya baru ingat baru saja dari toilet membawa Ponsel.
“Waduh, ketinggalan… mudah-mudahan masih ada di tempat,” pikirku.
Ruang saya dengan toilet agak berjauhan. Toilet umum, terdiri dari sekat-sekat yang dipisah kayu lapis tripleks tebal. Saya ada di lantai empat, toilet di lantai tiga.
Tidak ada. Ponsel ternyata sudah tidak ada di tempat. Saya biasa meletakkan Ponsel sementara di gantungan baju di atas toilet. Di jepitan atas. Bukan di atas keramik toilet.
Maklum, masuk toilet pas sedang membawa Ponsel. Bukan bermain Ponsel. Jadi begitu selesai urusan buang hajat, selesai.
Nah, masalahnya adalah usai mengambil celana, arah pandangan mata mesti ke bawah memastikan kancing celana beres, sepatu, baju, buka pintu, lalu keluar cuci tangan.
Lucunya, sehari sebelumnya Ponsel juga tertinggal di tempat yang sama, lupa juga. Ketika itu usai dari toilet, lalu turun ke bawah menuju tempat wudhu Masjid. Usai wudhu dan hendak masuk di depan pintu Masjid, tiba-tiba ingat Ponsel tertinggal.
Apakah tidak masuk saja ke Masjid dan menunaikan salat?
Tidak. Saya kembali ke toilet yang ada di lantai tiga. Berjalan lebih cepat. Tidak berlari atau tergopoh-gopoh.
Sesampai di atas, Alhamdulillah, Ponsel masih aman di tempatnya. Lalu kembali menuju Masjid. Salat dengan pikiran tenang.
Nah, kejadian terakhir ini Ponsel benar-benar sudah tidak ada di tempatnya. Panik. Kembali ke ruangan dan mencari di bawah meja. Gak ada. Lalu minta bantuan Ponsel teman untuk miscall. Tidak ada yang angkat.
Anehnya. Saya tidak sadar sebelumnya masih menggunakan WhatsApp di PC. Aktif berkomunikasi juga. Artinya, Ponsel juga masih dalam keadaan aktif. Memang tidak lama, kira-kira 30 menit baru sadar Ponsel tertinggal di toilet.
Karena Ponsel tidak diangkat. Saya beri pesan agar yang pegang Ponsel mengembalikan ke saya. Tak ada balasan.
Saya diminta teman-teman untuk cek lokasi. Ya, saya baru ingat fitur location biasanya aktif. Tapi langkah ini tidak saya ambil dulu. Saya fokus mencari dulu, kalau perlu minta Security melihat rekaman cctv, mumpung belum terlalu lama.
Saya kemudian turun ke bawah ke bagian Front-Office. Biasanya jika ada barang tertinggal, entah itu Fhlasdisk, Hardisk, atau Ponsel tertinggal di kelas dititipkan di FO kampus.
“Mbak, ada Ponsel ketinggalan kah?”
“Oh, ada Pak, ini punya Bapak kah? Tadi ada mahasiswa menitipkan di sini. Tidak tahu siapa,” jawab Mbak Rona yang biasa di FO.
Alhamdulillah. Syukur Ponsel kembali di tangan dengan selamat. Dua orang tamu yang ada di ruang FO melihat saya.
Saya kemudian bergegas kembali ke atas dan menyampaikan kabar gembira kepada teman-teman bahwa baru saja Ponsel ditemukan.
“Alhamdulillah, mahasiswanya baik…” ucapku.
Saya kemudian mendoakan kepada yang bersangkutan, mudah-mudahan Allah membalas kebaikan untuknya.
Ini pelajaran penting untuk saya agar tidak selalu membawa Ponsel masuk ke dalam toilet. Paling aman letakkan di luar toilet atau titipkan kepada orang yang dipercaya.
Semoga Allah paring perlindungan aman selamat lancar barokah. Aamiin.