
Si sulung beberapa hari sebelumnya bilang pada ibunya kalau saja dia ingin dibelikan kalkulator scientific. Mendengar hal itu, entah kenapa saya kurang memperhatikan atau memang kurang memberikan perhatian.
Baru ketika suatu hari si sulung sangat mendesak dan membutuhkan untuk mengerjakan tugas sekolahnya, ibunya kemudian membelikannya di toko alat tulis kantor di dekat Pasar Kebun Sayur Balikpapan. Harganya 100ribuan.
Sebenarnya, atas saran saya sebaiknya segera membeli di toko saja. Karena saya pikir murah saja, dan harganya memang sesuai perkiraan saya. Padahal, awalnya saya menyebut harga ya asal sebut saja.
Setelah transaksi dan barang dibawa pulang ke rumah, si sulung mengeluh lagi. Kalkulator itu ternyata tidak bisa dipakai. Angka digitalnya tidak sempurna. Angka delapan sebagian hilang di bagian atasnya. Saya minta ibunya menukarkan kembali ke toko itu. Ndilalah, si penjual tidak mau menukar. Alasannya, barang sudah dibeli dan dibawa pulang. Penjual berkilah bahwa dia hanya menjual saja.

Tak mau berdebat dengan penjual itu, ibunya anak-anak langsung pulang membawa kesal. Dia sampaikan lah uneg-unegnya ke saya.
Ya sudahlah kalau memang demikian… maklum, barang KW alias tiruan… membelinya saja sudah ilegal… 😐
Saya kemudian mencari di toko online. Ada yang mahal, harga jutaan, tapi juga ada yang murah, 100 ribuan. Saya tawarkan salah satunya ke ibunya anak-anak.
“Yang FX-3600…” pintanya berharap sangat.
Waduh… Saya pikir, ini kan soal serial saja. Produk Casio yang ini memang dicari orang dari sejak dulu zaman baheula. Sejak puluhan tahun yang lalu, serial FX-3600pv inilah yang paling banyak dicari pelajar dan mahasiswa.
Menurut pengalaman saya, kalkulator ini banyak dicari dan digunakan pelajar SMA kelas 1 dan 2. Mereka gunakan untuk mengerjakan latihan matematika, kalkulus, aljabar, integral, sinus cosinus tangen, dan lain-lain. Mereka fokus belajar berhitung mendetil. Ketika naik kelas 3, mereka sudah mulai jarang atau melepas kalkulator itu. Karena mereka lebih fokus pada persiapan ujian nasional. Beralih mengerjakan hitungan cepat, tips and trick.
Namun, ketika mereka masuk ke perguruan tinggi, terutama program studi teknik dan matematika, pada semester 1 hingga semester 3 akan banyak bermain kalkulator ini lagi. Setelah itu, mereka kebanyakan menggunakan program komputer yang disertai grafik dan statistika.
Ok. kembali ke cerita… Akhirnya, setelah menelusuri beberapa alternatif yang kurang sesuai, baik harga maupun serinya, saya kemudian berpikir kok ya masih ada ya kalkulator begini ini di zaman disrupsi ini. Kan semuanya serba online dan digital?
Saya kemudian mencarinya di Playstore. Alhamdulillah… ternyata betul lebih mudah dapatnya…
Mudahan informasi ini bermanfaat dan barokah. Aamiin.
