Hari itu di Whatsapp Group RT ramai dengan beberapa gambar penawaran barang dagangan para tetangga. Ada yang menawarkan Laundry, obat herbal, makanan ringan, hingga mencari tukang service alat-alat rumah tangga.
Terus terang, sebagai anggota grup, meski kadang merasa tidak memerlukan informasi, saya mencoba memahami dan mengerti bahwa di grup itulah berbagai macam karakter warga sekitar. Mereka berasal dari berbagai daerah yang berbeda-beda kebiasaan, budaya, dan adat istiadatnya. Sebagai salah satu warga, saya harus ikut menjaga diri, saling menghormati. Pepatah Jawa ada papan empan adepan.
Maksudnya, ketika kita bersikap maupun berbicara agar memperhatikan tempat, situasi, dan kondisi. Situasi (papan) menunjukkan ada dimana kita berada, memperhatikan isi (empan) atau konten (maupun konteks) ketika kita berbicara atau berbuat, dan memperhatikan dengan siapa (adepan) kita berbuat atau berbicara.
Nah, dalam grup tersebut salah seorang warga menawarkan beras asli produksi Kecamatan Babulu Penajam Paser Utara (PPU) Kalimantan Timur. Ada yang per 5kg seharga 55ribu, 10kg 110rb, dan 25kg 270rb. Menurutnya, beras pulen. Jika tidak pulen, ia menjamin agar mengembalikannya. Seketika beberapa warga memesan. Kebanyakan memesan 5kg untuk dicoba lebih dulu. Jika cocok, mereka akan berlangganan.
Ya, warga banyak yang masih meragukan rasa dari beras produksi asli Kalimantan. Sepanjang yang saya ketahui, warga Balikpapan ‘impor’ beras dari Sulawesi dan Jawa.
Saya jadi tertarik beras PPU ini. Maklum, sepengetahuan saya, di wilayah sekitar Calon Ibukota Negara ini jarang saya temui sawah maupun ladang. Beberapa video yang saya buat ketika di PPU dan Samboja, juga tidak terlihat sawah hijau yang terhampar seperti di Pulau Jawa, kecuali ladang sawit.
Tapi, pengetahuan saya tentang potensi PPU tampaknya terbatas. Saya akui selama ini bermain di PPU atau Samboja masih kurang jauh masuk pelosok. Justru dari detik.com inilah, saya malah baru tahu ternyata PPU juga penghasil beras, terutama di Kecamatan Babulu.
“Pada saat ini potensi yang mendasar di PPU ini yaitu pertanian. Pertanian ini tanaman pangan. Dominannya di Kecamatan Babulu. Sekitar 10 hektare lahannya. Luas lahan pangan sampai 10 hektare di Kalimantan itu jarang. Nah kita ini satu-satunya,” tutur Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan Setkab PPU Ahmad Usman, seperti dikutip dari detik.com.
Setelah membaca informasi itu, saya langsung menghubungi warga yang menawarkan beras Babulu itu 10kg masing-masing 5kg. Lebih murah selisih 10 ribu per 5kg dibanding harga beras yang biasa dibeli ibunya anak-anak. Lantaran masih ada stok beras di rumah, saya belum sempat icip-icip. Dari bungkus plastiknya terlihat bulir-bulir beras yang sangat bagus.
Semoga manfaat barokah. Aamiin.