
Subsidi kuota belajar 50GB yang ke-2 dari Kemendikbud, Rabu (28/10). Foto: dok. pribadi
HARI ini pukul 1.30 Wita siang sebuah pesan SMS masuk: “Paket SUBSIDY 50GB telah berhasil didaftarkandan berlaku mulai hari ini sampai dengan (26/11) pukul 23:59:59” Bunyi pesan SMS itu. Alhamdulillah, ini berarti Subsidi Kuota Belajar untuk Dosen kembali saya terima setelah bulan lalu menerima Paket Subsidi juga.
Senang? Ya, senang sekali. Terima kasih Kemendikbud. Bantuan subsidi ini sangat terasa membantu saya di masa sulit pandemi.
Mungkin ada bertanya, bukankah selama ini sudah bekerja? Apakah tidak cukup biaya kuota diambil dari gaji sebagai dosen?
Saya pikir ini relatif ya. Memang sekadar untuk paket kuota Internet seharga Rp50 ribu selama 1 bulan itu bagi saya sudah cukup membeli sendiri. Tapi persoalan ini bukan karena mampu dan tidak mampu. Saya memandang ini soal perhatian negara terhadap rakyat. Soal pemerataan kesejahteraan.
Uang 50ribu itu setara dengan paket kuota reguler 8GB – 10GB. Kuota ini jika digunakan untuk belajar daring tentu saja sangat kurang bagi kebanyakan orang. Apalagi guru dan dosen. 8GB digunakan daring harian tentu tidak cukup.
Nah, pengalaman dalam satu bulan pertama menggunakan paket kuota subsidi 50GB tampaknya sampai sisa. Buktinya, saya masih bisa menggunakan akses Internet sebelum menerima paket subsidi yang kedua kalinya.
Ya, sebelum menerima subsidi kedua, saya belum sempat ambil data berapa kuota Subsidi yang habis dipakai selama sebulan subsidi pertama. Usai terima subsidi kedua hari ini, saya ambil tangkapan layar. Tampak kuota reguler saya sisa 4GB lebih dari 8GB bulan lalu. Ini berarti kuota subsidi sepertinya sudah habis dan memakan kuota reguler.
Selama satu bulan kemarin kuota subsidi tidak setiap hari saya gunakan mengajar daring. Ini karena sinyal kurang bagus. “Putus-putus Pak,” kata mahasiswa ketika daring.
Maka dari itu, untuk kelas daring saya masih mengandalkan Internet kampus, baik menggunakan kabel atau nirkabel. Sedangkan kuota subsidi digunakan ketika keadaan darurat saja ketika kelas daring. Darurat ketika jaringan kampus bermasalah.
Lalu, kemana subsidi kuota 50GB itu digunakan lebih banyak?
Digunakan di rumah. Juga terkait belajar daring. Ini karena anak-anak menggunakan paket Indihome Program Pelajar yang memang sangat minim, kecepatan 10MB kurang. So, sangat lambat jika digunakan bareng-bareng.
Oleh karena itu, kuota subsidi 50GB ini terasa banget bagi saya untuk digunakan akses sendirian. Hari-hari saya gunakan untuk mengakses media sosial, kanal berita, WhatsApp, menonton materi tutorial YouTube, vlog, atau berita online YouTube.
Semoga manfaat barokah. Aamiin.