
Psychology of Money karya Morgan Housel, Atomic Habits karya James Clear dan Kupikir Segalanya akan Beres karya Kim dan Jong Seok. Foto: dok. pribadi
AWAL tahun 2022 ini, saya menerima tiga buah buku yang saya beli di sebuah toko online. Buku itu adalah Psychology of Money karya Morgan Housel, Atomic Habits karya James Clear, dan Kupikir Segalanya akan Beres karya penulis Korea Selatan Kim Haenam dan Park Jong-Seok. Semua buku terjemahan bahasa Indonesia.
Sebelum saya baca, saya tantang anak-anak untuk merangkumnya dengan hadiah yang sangat menggiurkan. Apa itu? Uang antara 500rb sampai dengan 1 juta. Ini tidak main-main.
Tujuan tantangan ini adalah agar mereka juga ikut membaca. Saya membeli buku tersebut juga ingin memotivasi mereka. Nah, untuk mengetahui sampai di mana mereka betul-betul membaca, mereka perlu merangkum dengan menuliskan kembali bagian-bagian yang paling penting menurut mereka.
Hasil rangkuman itu kemudian dikirimkan ke saya untuk saya evaluasi.
Sayangnya, si sulung tidak berminat. Hanya si ragil saja yang menerima tantangan. Saya minta mereka memilih sendiri mana buku yang hendak dirangkum. Si ragil memilih buku karya Kim dan Jong-Seok. Dia tampak bekerja keras mengetik ulang, bahkan sampai larut malam. Saya melihat kemampuannya mengetik di laptop cukup oke. Dia tampak serius mengerjakan dan selesai.
Belakangan, si sulung mengambil buku Morgan Housel. Dia diam-diam membacanya. Tapi tidak dalam rangka menerima tantangan. Saya agak sulit dengan gaya si sulung. Saya akui si sulung memang penikmat buku. Ia suka membaca buku sejak kecil.
Oke deh. Ini dia sebagian hasil rangkuman si ragil. Ada 12 halaman. Saya sunting sedikit dan akan diterbitkan di blog ini secara berseri. Insyaallah. Mudah-mudahan bermanfaat.
#########
PIKIRAN ORANG DEPRESI MENGALIR SEPERTI ALIRAN KEGELAPAN : “Depression”
Orang yang belajar melihat dunia dan melihat dirinya sendiri dengan cara positif, maka dia akan dapat mengartikan masalah dan situasi yang datang kepadanya dari sisi positif.
Sebaliknya, orang yang melihat dari sisi negatif karena sakit yang dialaminya, baik hal besar maupun hal kecil, akan menginterpretasikan dan menganalisis kejadian dari sisi negatif. Dengan begitu, dunianya akan terasa gelap, suram, dan tanpa harapan. Ini menyebabkan dia tidak bergairah dan selalu murung, seperti selalu mengingat masa lalunya yang suram.
Masalah yang kita alami diibaratkan sebagai jalur aliran air. Masalah adalah aliran interpretasi kita. Bagaimana otak kita merespons stimulus yang datang, tergantung kita yang mengartikan ke arah mana.
Orang yang selalu murung akan selalu berasumsi bahwa jika seseorang tidak menunjukkan kebaikan dan dukungan padanya, dia akan menganggap orang itu pasti tidak suka padanya. Menganggap dirinya sebagai pemalas, tidak kompeten, tidak cantik, dan tidak sempurna. Ini membuat orang mengira kalau dia tidak menyukai dirinya. Tidak heran, orang yang selalu murung terindikasi depresi.
Jika Anda mengartikan sebuah kejadian atau situasi dari sisi negatif, maka Anda akan terperangkap dalam dunia yang negatif dan gelap.
Orang yang terindikasi depresi akan menganggap hasil yang baik adalah sebuah keberuntungan, sedangkan hasil yang buruk adalah sebuah kesalahan dirinya.
Orang depresi memiliki dua tolak ukur di dunia.
Pertama, memiliki keluwesan dan fleksibilitas dalam berpikir, dapat mengukur hasilnya dengan cukup baik.
Kedua, mereka bisa menjadi batang besi dan memiliki standar yang sulit diubah sehingga akan lelah untuk diukur. Atas kesalahan orang lain, mereka berpikir dengan lapang dada, dan saat menilai dirinya sendiri, mereka menetapkan standar yang paling tinggi dan menganalisis dengan teliti dan realistis, menganggap dirinya tidak becus dan menyalahkan dirinya.
Orang yang selalu memandang rendah dirinya dan melihat dari sisi negatif tidak mungkin tidak depresi.
Orang depresi memiliki sikap membebankan kejadian yang tidak ada hubungannya dengan diri sendiri dan tidak bisa bergerak bebas. Orang depresi merasa dirinya seperti orang yang tidak pantas, terlepas dari penderitaan itu dan beranggapan dirinya seorang pecundang yang tidak pantas menerima kasih sayang dan menerima itu sebagai kenyataan “aku membutuhkan sinar terang sebagai pemancar aura positif”
Masa lalu yang kelam akan membuat kejadian yang kita alami mengarah pada hal yang buruk dan cenderung pesimis untuk hal sekecil apa pun.
Langkah pertama untuk mencapainya adalah dengan aura positif. Jika kita berpikir dan merasakan sesuatu secara positif, kita akan dapat menerima hal negatif dan menganalisis secara objektif.
“Kebahagiaan atau kesedihan bukanlah hasil objektif yang nyata dari diri kita, tapi hanya perasaan dan pikiran kita.”
~ Arthur Schopenhauer
######