
Isi pesan email yang saya terima bahwa CONFIRMED menginap di salah satu hotel di dekat Rita Supermall Purwokerto. Padahal sebenarnya saya tidak melakukan pemesanan. Dok. Pribadi
TELOLET! Telolet!
Ada tanda pesan email masuk di telepon genggam. Dua kali berbunyi, berarti dua pesan email masuk.
Lantaran baru saja tiba di rumah sepulang dari kerja sore itu, telepon genggam saya letakkan di meja. Sementara saya tunda membuka pesan masuk.
Pertama, yang dituju seorang ayah, suami, atau kepala keluarga seperti saya sepulang bekerja adalah meja makan. Dia ingin minum.
Kedua, sambil makan dan mengobrol dengan istri, saya membuka telepon genggam. Email masuk tampaknya ada yang menarik perhatian.
Apa ini? Hah? Saya telah dikonfirmasi menginap di sebuah Hotel di Purwokerto!
Seolah tidak percaya, saya cek lagi ini pesan bukan masuk kotak spam. Saya check lagi, memang pesan datang dari sebuah penyedia layanan hotel. Ini pesannya.
Hello, SUBUR A
Congratulation!
Your new booking for ******* near Rita Super Mall Purwokerto is CONFIRMED
Here is your booking details.
Isi detail menyebutkan nama hotel dan lokasinya. Waktu Check-in Check-out dan sudah dibayar 200 ribu. Cash.
Pemesan sepertinya memiliki nama dan alamat email yang sama. Hanya saja menggunakan nomor telepon seluler 085 Telkomsel. Bukan milik saya.
Tapi ya begitulah, kok bisa Confirmed ya?
Bukankah saya tidak pernah mendaftar pada aplikasi hotel ini? Saya coba check seluruh pesan yang pernah masuk email saya. Hasilnya, saya tidak menemukan pesan yang menyebut pernah mendaftar aplikasi hotel merah ini, apalagi pesan verifikasi dan validasi sebagai pelanggannya.
Aneh ya kan? Kok bisa sembarangan emailnya orang dipakai dan tiba-tiba Confirmed. Coba bayangkan, andai saja email Anda tiba-tiba digunakan orang lain untuk pinjam uang di bank rentenir dan langsung Confirmed, panik gak?
Satu-satunya yang tidak aneh buat saya adalah… aplikasi hotel ini dari India!
Saya kemudian ingat email saya juga terdaftar pada sebuah bank di India dengan nama orang India. Hampir setiap ada transaksi perbankan, email saya menerima pesan notifikasi.
Saya sudah mengirimkan pesan kepada pihak bank tersebut bahwa email yang digunakan salah. Tapi, ya itulah… tak ada respons atau tanggapan sama sekali.
Jengkel. Saya kemudian menandai email dari bank tersebut sebagai spam. Tapi, tetap saja masih ada pesan masuk dari bank tersebut. Kemungkinan memang dipulihkan dari spam.
Entah siapa yang salah, saya tidak tahu.
Saya menduga, mungkin di India sana belum ada semacam UU ITE. Atau, kalau pun sudah ada, mungkin belum ada atau belum perlu UU Pelindungan Data. Ada-ada saja.
Syukurlah, di Indonesia baru saja disahkan UU No. 27 Tahun 2022 tentang Pelindungan Data Pribadi yang ditandatangani Presiden, 17 Oktober 2022. Masih baru sih, meski rasanya agak telat, sudah kadung dieksploitasi Bjorka.
Apakah Anda pernah mengalaminya? Jika ya, apa yang Anda lakukan, mengabaikannya, memeriksa dan melakukan proteksi diri Anda sendiri, atau melaporkannya?