
Dokumentasi perkuliahan yang diasuh penulis di sebuah kelas. Tampak mahasiswa mengerjakan latihan membuat BPMN secara konvensional menggunakan alat tulis dan kertas. Dok. pribadi
SUATU ketika seorang dosen senior berbagi artikel yang ditulis Dr. Waode Nurmuhaemin tentang Disrupsi Guru: Ramalan yang Jadi Nyata. Sayangnya, sang dosen tanpa komentar sama sekali apa pendapatnya tentang artikel tersebut.
Untuk memancing sang dosen komentar, saya merespons dengan memberinya pertanyaan bagaimana solusi yang ditawarkan sang dosen. Dia hanya menanggapi sederhana: akan belajar dan adaptasi.
Hari berikutnya, ada informasi pelatihan membuat artikel menggunakan AI agar terindeks Scopus. Gratis. Informasi tersebut saya bagikan kepada sang dosen mengingat relevan dengan keinginannya untuk belajar dan adaptasi.
Apa jawabannya?
Macam-macam. Katanya bisa ketergantungan lah, masih lebih baik menggunakan cara konvensional lah, yang profesor gampang jadi penulis pertama lah, lebih baik membangun pola pikir yang harus tertanam dalam diri manusia yang menggantungkan AI lah, dan sebagainya, yang muaranya tidak ingin mengikutinya.
Saya heran, kenapa kok jadi kontradiktif ya, tidak sama dengan ucapan sebelumnya yang menyebut ingin belajar dan adaptasi?
Nah, saya rasa tidak perlu khawatir soal itu semua selama dosen dan mahasiswa memahami panduan pembelajaran menggunakan AI. Mari gunakan AI dengan bijak, ya kan.
Panduan Pembelajaran AI
Ada informasi buku Panduan Penggunaan Generative AI pada Pembelajaran di Perguruan Tinggi yang disusun oleh Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Ditjen Dikti Ristek, Kemendikbud Ristek RI.
Salah seorang penyusunnya, Bu Suning, adalah mantan dosen saya dulu. Beliau memang sudah beberapa kali terlibat dalam menulis panduan terkait akademik dengan label Kemendikbudristek.
Buku panduan ini tampaknya cukup bagus untuk referensi bagi dosen dan mahasiswa dalam memanfaatkan AI.
Kehadiran AI, seperti yang ditulis Waode Nurmuhaemin, bukan untuk dihindari, tetapi justru bagi seorang pengajar maupun pendidik harus bertransformasi.
“Sama seperti revolusi industri yang mengubah sifat pekerjaan manusia, era AI akan memaksa profesi guru untuk beradaptasi,” sebut Waode.
Saya setuju dengan ungkapan Waode, bahwa kehadiran AI seperti halnya kehadiran revolusi industri. AI secara perlahan akan menjadi enabler yang akan menggeser kebiasaan konvensional manusia.
Termasuk kebiasaan dosen dan mahasiswa dalam menyelesaikan berbagai macam tugas terkait dengan akademik dan administrasi.
Berbagai macam tugas dan kewajiban membutuhkan waktu penyelesaian yang cepat dan terbatas. Sementara kemampuan manusia, seperti dosen, guru, mahasiswa, pelajar, dan profesi lainnya, sangat terbatas.
Maka tools AI sangat dibutuhkan. Pada akhirnya, manusia juga akan mengalami ketergantungan dengan AI. Minimal tanpa AI, ke depan penyelesaian tugas dan kewajiban menjadi lebih lambat.
Tujuan buku ini untuk memberikan pedoman praktis dan komprehensif mengenai penggunaan teknologi AI, khususnya Generative AI (GenAI), dalam konteks pembelajaran di perguruan tinggi.
Panduan ini mencakup berbagai aspek penting, termasuk:
1. Literasi AI
Menekankan pentingnya pemahaman tentang cara kerja dan pemanfaatan AI secara bijak, bertanggung jawab, dan beretika, terutama bagi akademisi, dosen, dan mahasiswa. (hal 45).
2. Aplikasi GenAI
Menyediakan informasi tentang berbagai aplikasi GenAI yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran, seperti alat untuk meningkatkan kualitas resume, penulisan laporan, dan penyuntingan teks. (hal 123 dan 124).
3. Etika dan Implikasi
Membahas implikasi etika dari penggunaan AI dalam pendidikan, serta pentingnya memiliki literasi AI untuk menghindari kesalahan dan bias yang mungkin muncul dari penggunaan teknologi ini. (hal 45).
4. Panduan Praktis
Memberikan langkah-langkah dan hal-hal yang perlu diperhatikan saat menggunakan GenAI dalam tugas dan pembelajaran. (hal 132).
Panduan AI untuk Dosen
Buku ini juga memberikan beberapa solusi bagi dosen atau pendidik dalam memanfaatkan AI untuk mendukung proses kegiatan belajar mengajar. Beberapa solusi tersebut meliputi:
1. Penggunaan Alat Bantu Berbasis AI
Dosen dapat menggunakan alat bantu berbasis AI seperti Learning Assistant yang memberikan dukungan konsultasi personal kepada mahasiswa sesuai dengan tahapan proses belajar mereka. Ini membantu mahasiswa untuk belajar secara aktif dan mendapatkan umpan balik yang lebih baik. (hal 49).
2. Pembuatan Konten Pembelajaran
Generative AI dapat digunakan untuk menciptakan konten pembelajaran yang inovatif, seperti video, animasi, dan simulasi. Ini memungkinkan dosen untuk menyajikan materi pembelajaran dengan cara yang lebih kontekstual dan efektif, sehingga meningkatkan keterlibatan mahasiswa. (hal 6).
3. Strategi Pembelajaran Inovatif
Mengintegrasikan AI ke dalam strategi pembelajaran dapat membuka peluang baru untuk inovasi dalam pengajaran. Dosen dapat mendorong mahasiswa untuk menggunakan alat AI dalam menyampaikan hasil pembelajaran mereka melalui media audio visual, yang dapat menumbuhkan kreativitas dan kemampuan inovasi mahasiswa. (hal 49).
4. Meningkatkan Kualitas Penulisan
Alat seperti Jasper AI dan Turnitin Feedback Studio dapat membantu dosen dan mahasiswa dalam meningkatkan kemampuan menulis, menghindari plagiarisme, dan mendapatkan umpan balik terhadap kualitas karya tulis mereka. (hal 49).
Panduan AI untuk Mahasiswa
Buku ini juga menyediakan panduan bagi mahasiswa dalam memanfaatkan AI untuk mendukung kegiatan belajar. Beberapa panduan dan solusi yang disarankan untuk mahasiswa antara lain:
1. Konsultasi Interaktif
Mahasiswa dianjurkan untuk memanfaatkan teknologi GenAI untuk berkonsultasi secara interaktif mengenai materi perkuliahan. Dengan menggunakan AI, mahasiswa dapat mengajukan pertanyaan dan mendapatkan tanggapan yang membantu mereka memahami materi dengan lebih baik. (hal 58).
2. Penggunaan Alat Bantu AI
Mahasiswa dapat menggunakan berbagai alat bantu berbasis AI, seperti Learning Assistant, untuk mendapatkan dukungan konsultasi personal sesuai dengan tahapan proses belajar mereka. Ini membantu mahasiswa dalam mengatasi kesulitan yang mereka hadapi dalam studi. (hal 49).
3. Peningkatan Kemampuan Menulis
Mahasiswa disarankan untuk menggunakan alat seperti Jasper AI dan Turnitin Feedback Studio untuk meningkatkan kemampuan menulis mereka. Alat ini dapat membantu mahasiswa menghindari plagiarisme dan memberikan umpan balik terhadap kualitas karya tulis. (hal 49).
4. Pembelajaran yang Lebih Personal
Dengan memanfaatkan AI, mahasiswa dapat mendapatkan pengalaman belajar yang lebih personal dan sesuai dengan kebutuhan mereka. AI dapat membantu mahasiswa dalam mengatur waktu belajar dan materi yang perlu dipelajari berdasarkan kemajuan. (hal 99).
5. Kreativitas dalam Penyampaian Hasil Belajar
Mahasiswa didorong untuk menggunakan alat AI dalam menyampaikan hasil pembelajaran mereka melalui media audio visual, yang dapat meningkatkan kreativitas dan kemampuan inovasi. (hal 58).
Risiko Ketergantungan
Buku ini mengakui bahwa penggunaan AI dalam pendidikan, meskipun memberikan banyak manfaat, juga dapat menimbulkan risiko ketergantungan.
Beberapa poin yang diangkat terkait dengan potensi ketergantungan pada AI, antara lain.
1. Risiko Ketergantungan
Penggunaan AI yang berlebihan dapat menyebabkan dosen dan mahasiswa menjadi terlalu bergantung pada teknologi ini, yang dapat mengurangi kreativitas dan kemampuan berpikir kritis mereka.
Ketergantungan ini dapat menghambat pengembangan keterampilan penting yang seharusnya menjadi tujuan utama pembelajaran di perguruan tinggi (hal 6).
2. Pentingnya Penggunaan Bijak
Untuk mengatasi risiko ini, penting bagi dosen dan mahasiswa untuk menggunakan AI secara bijak dan bertanggung jawab. Mereka perlu menyadari batasan AI dan tetap berfokus pada pengembangan keterampilan berpikir kritis dan kreativitas yang tidak dapat sepenuhnya digantikan oleh teknologi. (hal 6).
3. Inovasi dan Keterlibatan
Dosen diharapkan untuk terus berinovasi dalam strategi pembelajaran dan menciptakan lingkungan yang mendorong keterlibatan aktif mahasiswa. Dengan cara ini, mahasiswa tidak hanya bergantung pada AI, tetapi juga terlibat dalam proses belajar yang lebih mendalam dan bermakna. (hal 98).
4. Pendidikan Berkelanjutan
Keterlibatan aktif dari semua pemangku kepentingan dalam pendidikan dan pendidikan berkelanjutan sangat penting untuk memastikan bahwa penggunaan AI tidak mengarah pada ketergantungan, tetapi lebih kepada peningkatan kualitas pembelajaran. (hal 98).
Dengan demikian, meskipun AI dapat menjadi alat yang sangat berguna dalam pendidikan, penting untuk menggunakannya dengan cara yang tidak mengurangi kemampuan berpikir kritis dan kreativitas dosen dan mahasiswa.
Penggunaan AI harus diimbangi dengan pendekatan pembelajaran yang mendorong keterlibatan aktif dan pengembangan keterampilan yang esensial. (hal 6).
Batasan Penggunaan AI
Buku ini menetapkan beberapa batasan penggunaan AI bagi dosen dan mahasiswa untuk memastikan bahwa teknologi ini digunakan secara etis dan bertanggung jawab. Beberapa batasan tersebut, antara lain.
1. Penggunaan yang Bertanggung Jawab
Dosen dan mahasiswa diharapkan untuk memanfaatkan AI dengan cara yang etis, menghindari penyalahgunaan, dan tidak bergantung sepenuhnya pada teknologi ini. Mereka harus memiliki kemampuan untuk mengevaluasi dan memahami teknologi yang digunakan sebelum memanfaatkannya dalam proses belajar. (hal 47).
2. Pencegahan Plagiarisme
Dosen dan mahasiswa harus menggunakan alat bantu AI dengan cara yang tidak melanggar integritas akademik, seperti menghindari plagiarisme. Penggunaan alat seperti Turnitin Feedback Studio dapat membantu dalam hal ini, tetapi penggunaannya harus disertai dengan pemahaman yang baik tentang etika penulisan. (hal 49).
3. Kewajiban Transparansi
Dalam konteks penggunaan AI, ada kewajiban untuk transparan mengenai bagaimana dan untuk tujuan apa AI digunakan dalam pembelajaran. Hal ini penting untuk menjaga integritas dan kepercayaan dalam proses pendidikan. (hal 42).
4. Evaluasi Kritis
Dosen dan mahasiswa perlu memiliki kemampuan berpikir kritis untuk mengevaluasi kekuatan dan kelemahan teknologi AI yang digunakan. Ini termasuk kemampuan untuk menganalisis informasi secara kritis dan membuat keputusan yang tepat dalam penggunaan AI. (hal 47).
5. Batasan dalam Pengawasan
Penggunaan AI dalam pendidikan tinggi umumnya dianggap tidak berisiko tinggi, tetapi tetap memerlukan pengawasan untuk memastikan bahwa penggunaannya tidak melanggar prinsip-prinsip etika dan keamanan data. (hal 42).
6. Keseimbangan dalam Pembelajaran
Dosen diharapkan menciptakan strategi pembelajaran yang seimbang, yakni AI hanya digunakan sebagai alat bantu, bukan sebagai pengganti interaksi manusia dan proses belajar yang mendalam. Ini penting untuk menjaga kualitas pendidikan dan keterlibatan mahasiswa. (hal 99).
Dengan mengikuti batasan-batasan ini, diharapkan dosen dan mahasiswa dapat memanfaatkan AI secara efektif tanpa mengorbankan nilai-nilai etika dan kualitas pendidikan yang diharapkan.
Nah, itu sedikit ringkasan dari isi buku ini. Lebih detail silakan unduh dan dipelajari. Semoga bermanfaat.