Hari Belanja Online Nasional atau Harbolnas tahun 2018 ini menurut saya cukup meriah. Hari belanja yang biasa jatuh pada tanggal 12 Desember (12.12) ini pun saya manfaatkan untuk membeli beberapa kebutuhan seperti pakaian wanita, sepatu, suku cadang motor, dan perkakas listrik.
Meski pada bulan Oktober (10.10) dan November (11.11) juga digelar, tapi saya merasa lebih siap anggarannya pada bulan ini. Barang yang dijual di waktu Harbolnas ini biasanya relatif murah. Ini karena adanya dukungan mitra kerja sama dengan industri telekomunikasi, perbankan, logisitik sampai media.
Saya sebut relatif murah, karena bisa saja saya membeli dengan harga yang sangat mahal tanpa ada diskon dan potongan khusus lainnya akibat tidak teliti dan tidak jeli. Bisa juga menjadi sangat murah dengan banyak diskon dan potongan khusus yang menggiurkan.
Oleh karena itu, jika memiliki dana lebih, tidak jeli, dan tidak tahan godaan, kemungkinan akan membeli barang yang, setelah diterima di tangan, maka akan merasa menyesal sekaligus kantong seketika kempes.
Terus terang, baru tahun ini saya benar-benar belanja lebih banyak karena memang selain sedang membutuhkan, juga ingin mengetahui bagaimana caranya belanja dengan biaya seminimal mungkin, tapi memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya.
Ternyata, memang ada cara dan strategi untuk membeli barang kebutuhan lewat toko online. Ingat ya, barang kebutuhan, bukan barang yang tidak dibutuhkan atau barang yang bukan prioritas. Berikut pengalaman saya, begini.
Pertama, kita harus punya dana lebih yang memang sudah dipersiapkan untuk membeli kebutuhan barang tersebut. Jangan utang karena barang murah!. Jangan tergiur program semisal Paylater dan utang online lainnya karena selain membuka pintu riba yang berbunga-bunga, juga akan membuat kita merasa tidak nyaman dikejar-kejar debt collector!
Banyaknya kasus yang terjadi, baik dari sisi peminjam dan yang memberi pinjaman, sudah cukup memberi gambaran bahwa betapa peliknya masalah utang piutang. Pinjaman online memberi kemudahan pada peminjam untuk meminjam uang atau utang, tapi masalah terjadi ketika membayar utang. Otoritas Jasa Keuangan jadi pelarian.
Kedua, cari informasi terkait pengalaman konsumen yang pernah belanja di toko online tersebut. Pengalaman mereka biasanya cukup membantu menentukan pilihan mana toko online yang most-recommended.
Ketiga, ketika sudah masuk di toko online tersebut, perhatikan betul-betul spesifikasi, fasilitas, dan potongan harga yang diberikan oleh penjual. Bagi yang tinggal di Kalimantan, Sulawesi, atau daerah yang berada di luar pulau toko online tersebut biasanya akan memilih ongkos kirim yang seminim-minimnya. Cermati pilihan jika ada ongkos kirim gratis. Ini penting!
Keempat, ketika sudah masuk di toko online tersebut, jangan langsung klik pembayaran kecuali untuk mengetahui hitungan biaya akhir total keseluruhan. Ini kelebihan toko online agar konsumen tidak merasa digetok. Pengalaman kemarin, saya merasa terjebak terlanjur membayar total belanjaan karena merasa sudah mendapat potongan harga dan ongkos kirim gratis. Tapi, ternyata masih ada potongan lagi dengan memasukkan kode voucher yang saya lewatkan. Buru-buru sih!
Untuk itu, langkah yang benar menurut saya adalah simpanlah lebih dulu di keranjang belanja. Tahan sampai benar-benar yakin dengan harga dan dana yang tersedia. Jika perlu, tahan di keranjang belanja sampai beberapa hari untuk memberi waktu berpikir ulang.
Memang sih, ada kalanya jika terlalu lama menahan di keranjang belanja, maka akan kehilangan momen diskon. Tapi paling tidak, dengan menahan di keranjang belanja memberi waktu kita untuk berpikir ulang membayar semua daftar belanjaan.
Kelima, tahan di keranjang belanjaan dan periksa sekali lagi. Jika diperlukan, lakukan benchmarking dengan membandingkan harga di toko online lainnya atau toko yang ada di sekitar tempat tinggal kita. Kita bisa membayarnya jika sudah benar-benar yakin dengan spesifikasi, harga, dan fasilitasnya.
Keenam, bayarlah per item sesuai penjualnya. Kenapa? Biasanya, membeli barang dengan jumlah banyak sekaligus itu membuka kelemahan kita menjadi tidak teliti. Dengan membayar per item, itu berarti membuka peluang untuk memeriksa kembali apa saja barang yang kita beli. Toh, nantinya barang dikirim oleh masing-masing penjualnya per item itu juga. Ingat. Toko online itu bisnis receh. Istilah kerennya B2C, Business to Consumer atau retail
Semoga catatan ini ada manfaat dan barokah. Aamiin.