ALHAMDULILLAH. Setelah selama beberapa hari fokus menghitung nilai seluruh kelas dengan detail, akhirnya Senin (6/1/2023) malam muncul di Sistem Informasi Akademik SIAS. Terus terang, kali ini saya sangat sedih dan prihatin.
Emang kenapa sedih?
Banyak mahasiswa yang mendapat nilai E dan D. Bahkan melihat nilai C saja hati ini ikut merasa sedih, meskipun sebenarnya lulus. Mari kita telaah.
Kenapa dapat nilai E?
Pertama. Tidak mengikuti UAS. Ada banyak sebab kenapa mahasiswa tidak mengikuti UAS. Bisa karena sakit yang cukup berat sehingga tidak bisa mengikuti ujian susulan yang diberikan. Bisa juga karena memang tidak ingin mengikuti saja, saya tidak tahu persis apa alasan sebenarnya yang membuat mahasiswa tidak mengikuti UAS. Tidak mengumpulkan tugas, kuis, juga UTS. Ini sangat bermasalah.
Kedua, dari data tersebut, nilai E juga karena belum menyelesaikan administrasi keuangan. Risiko masalah administrasi ini adalah saluran komunikasi seperti akun e-learning dan email diblokir. Saya sampai kesulitan mengirimkan pesan kepada mahasiswa lewat email agar dia ikut ujian susulan. Pesan saya mental kembali, tidak bisa diterimanya.
Mengingat administrasi keuangan ini merupakan kebijakan perguruan tinggi, maka mahasiswa diharapkan belajar mempersiapkan diri sebaik-baiknya. Apalagi perguruan tinggi memberikan semacam diskresi atau keringanan untuk mencicil pembayaran sehingga dapat dipersiapkan jauh hari agar tidak ada masalah di akhir semester.
Persiapan ini penting agar mahasiswa juga belajar mengatur dan mengelola keuangan dirinya sendiri dengan membuat perencanaan finansial atau melakukan berbagai macam upaya, misalnya, mencari beasiswa, bekerja serabutan, mendapatkan orang tua asuh, dan lain sebagainya.
Berat? Memang berat. Tetapi dari sini mahasiswa akan mendapat pengalaman berharga dan belajar bagaimana melakukan perencanaan keuangan, belajar membuat prioritas mana yang lebih didahulukan. Lha wong kadang, misalnya, membeli buku itu prioritas nomor 27, bahkan tidak kalah penting dibanding ngopi di Starbuck.
“Nanti kan ujian tinggal copas si Kruwil, beres. Rempong amat,”
Nah, copas atau nyontek inilah yang menjadi alasan Ketiga. Ya, dari awal sampai akhir, dari tugas, kuis, UTS dan UAS tidak lepas dari copas dan kembar dengan teman-temannya. Siapa pun, baik pemberi maupun penerima copasan, maka nilai yang diterimanya akan jauh di bawah harapan.
Oleh karena itu, saat mengerjakan ujian atau tugas mandiri, jauhi bermain copas dari teman yang kadang terlihat ‘sok’ pintar, tapi sebenarnya dia hanya ingin senasib sepenanggungan denganmu. Sebaliknya, carilah teman yang membuat dirimu belajar untuk berkembang dan lebih maju, membangun kemampuan dan kapasitas diri ke arah yang lebih baik dibanding jika sekadar menggugurkan kewajiban saja, ngasal, yang penting dikumpulkan.
Oke, berikutnya, kenapa dapat nilai D?
Pertama. Biasanya ada tugas atau kuis yang tidak dikerjakan. Kalaupun mengerjakan, tapi ngasal, yang penting dikumpulkan. Kadang jika beruntung, dosen juga kadang ngasal memberi nilai sama rata. Semua dinilai sama semua. Ini tidak adil.
Faktanya, tidak semua mahasiswa benar-benar serius belajar mengerjakan tugas. Ada yang serius belajar, tapi ada yang tidak. Lebih suka main copas, cara instan, dan memilih jalan pintas. Ini tentu saja tidak adil jika diberi nilai yang sama.
Oleh karena itu, saya benar-benar memeriksa dan memberi nilai mana di antara mereka yang benar-benar belajar. Ya, tugas kuliah adalah sarana untuk belajar. Tugas-tugas itu diberikan bukan tugas untuk dosen, tetapi tugas untuk mahasiswa agar mau belajar.
Kalau tidak mau? Ya tidak apa-apa. Tidak mau kok dipaksa. Begitu orang bilang. Tidak ada paksaan, tidak terpaksa atau dipaksa-paksa. Mau apa saja silakan. Bebas. Ini negara demokrasi kok. Hanya saja kalau ingin bebas semau gue, tinggal saja di hutan atau di gurun sendiri. Dijamin gak ada orang yang ganggu deh. Wkwk…
Kalau dapat nilai C?
Yaaa… saya rasa sudah cukup jelas. Nilai C atau cukup, cukupan lah. Berarti semuanya pas-pasan. Masak dikasih naik dikit gak bisa? Bisa dong. Bisa ya kan? Terus afirmasi diri agar bisa naik level. Jangan mau pas-pasan terus ya kan.
Pak, gak ada tambahan nilai kah?
Ada. Itu nilai semuanya sudah ditambah poin untuk mengangkat nilai. Lihat saja nilai Etika, asal saja tidak ada masalah etika yang saya ketahui. Apa itu? Copas, misalnya. Ya, Anda yang kebiasaan copas itu berarti punya masalah etika akademik. Perbaiki ya. Berubahlah lebih baik dan jangan diulangi kebiasaan buruk copas itu di masa mendatang.
Ada juga tambahan nilai UAS. Bahkan yang tidak mengerjakan UAS pun saya beri nilai, walaupun hasilnya E. Ini tak lain karena saya memberi nilai tambahan kepada semuanya secara adil. Paling mentok nilai 100. Anda bisa cek sendiri di gambar tangkapan layar Excel itu.
Semoga penjelasan panjang lebar ini membuat saya menjadi lebih ringan. Anda tidak perlu mengirim pertanyaan ke saya: Pak, kenapa saya dapat C? Pertanyaan ini jika ditujukan kepada saya, maka saya bisa menilai Anda tidak membaca dan tidak mengerti. Padahal Anda bisa mengeceknya sendiri detail nilai di E-Learning kampus Anda, di LENTERA.
Bagaimana bisa mendapat nilai B atau A?
Setiap dosen memiliki karakter dan cara menilai yang berbeda-beda. Ada yang memiliki cara seperti yang saya lakukan. Begini. Berdasarkan pengalaman selama mengajar, saya melihat kemampuan LITERASI mahasiswa itu dapat diketahui dari apa yang dia tulis.
Saya terlalu sering membaca tulisan mahasiswa yang suka dengan gaya copas. Saking seringnya, saya sampai hafal dan mudah sekali menebak sebuah tulisan hasil copas. Biasanya tidak bernas, seperti benda mati yang terasa dingin di tangan. Apalagi jika tulisan itu hasil terjemahan Google Translate. Sangat kacau dan tidak memiliki struktur, kosa kata yang terlalu kaku.
Mau dapat nilai A atau B di mata kuliah saya? Mudah kok. Ikuti saja materi kuliah saya, simak, pelajari sekali lagi dengan cara mencatatnya dan mengulangi materi yang sudah disampaikan di rekaman video YouTube. Jika itu Anda lakukan, saya yakin Anda akan mampu membuat semacam Template jawaban.
Untuk membuat soal ujian dan latihan, saya menggunakan cara mengulang kembali materi tersebut dengan cara mengubah isi soal latihan. Jika pada materi teori dan latihan menggunakan contoh kasus A, misalnya, maka di soal ujian, saya hanya mengubahnya menjadi Kasus B, tetapi memiliki jawaban yang kurang lebih memiliki Algoritma jawaban yang sama dengan Kasus A.
Itulah kenapa Anda saya sarankan membuat Template Anda sendiri. Dengan sebuah Template, Anda akan terbantu menjawab soal dengan mudah dan cepat, tanpa takut kehabisan waktu yang muncul di aplikasi E-Learning. Dari hasil ujian kemarin, saya sudah menemukan mahasiswa yang mengikuti saran saya dengan membuat Template jawaban.
Sebenarnya tidak banyak yang mengikuti saran saya. Kenapa? Pada kenyataannya sebagian besar mahasiswa tidak menyimak. Mereka cenderung mengambil teori atau bahan kuliah di luar materi yang sudah dibahas di kuliah alias Googling. Bahkan mengambil contoh kasus lain yang lebih rumit atau dari ChatGPT. Beda jauh sekali.
Itulah kenapa memiliki kemampuan LITERASI itu penting sekali dan wajib dimiliki setiap orang dari kita. Kemampuan LITERASI bisa diasah seperti dengan banyak membaca dan menulis blog seperti ini. Dengan banyak membaca dan menulis, otak, pikiran, dan tubuh serta tangan diajak sinkron dan berkolaborasi. Kemampuan kritis dan analisis sedikit demi sedikit akan mengikuti.
Zaman sekarang, kuliah itu sudah sangat enak dibanding dulu. Materi kuliah dan sumber pengayaan sudah ada dimana-mana. Pelatihan online banyak tersedia, baik gratis ataupun berbayar. Bahkan belajar pemrograman bisa mengikuti video tutorial yang ada di YouTube. Kurang apalagi coba?
Anda bahkan tidak perlu membeli buku-buku seperti zaman saya dulu mengandalkan fotokopi materi kuliah. Bayangkan, buku-buku sekarang ini sangat mudah didapat. Anda hanya cukup memasang aplikasi perpustakaan Nasional atau perpustakaan Daerah atau Kota. Lewat aplikasi perpustakaan itu, Anda bisa pinjam buku digital gratis selama satu pekan dan bisa pinjam lagi.
Omong-omong, saya sering menemukan anak muda yang kemampuan bahasa pemrogramannya didapat dari mengikuti materi di YouTube atau pelatihan online. Begitu bisa menggunakan sedikit bahasa program, duh… congkaknya minta ampun.
Jangan sampai mirip anak-anak yang baru gede, yang baru pertama kali bisa mengendarai sepeda motor. Duh, minta ampun langsung main kebut-kebutan, sangat laju ketika belok di tikungan miring tajam seperti pembalap, apalagi atraksi jumping!
Gunakan ilmu padi, semakin berisi dan matang, semakin menunduk. Hormati orang-orang tua dan siapa saja yang telah berjasa turut membantumu berkembang seperti saat ini. Orang-orang yang telah mengajarimu untuk tumbuh termasuk bentuk penghormatan mereka kepada dirimu. Ini bukan berarti kalau orang yang tidak berjasa terus tidak dihormati, bukan itu perintahnya! Baca perintah Allah berikut ini.
Apabila kamu diberi penghormatan dengan sesuatu penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik dari padanya, atau balaslah penghormatan itu (dengan yang serupa). Sesungguhnya Allah memperhitungkan segala sesuatu. (QS. An-Nisa’ ayat 86)
Saya rasa semuanya sudah jelas. Ayo kita belajar sama-sama. Semoga kita semua sukses.