Si bungsu gagal lulus SNBP, setelah kakaknya juga gagal SNMPTN tiga tahun yang lalu.
Saya melihat ada yang menarik ketika melihat respons mereka berdua menerima dirinya tidak lulus.
Si sulung menangis tersedu-sedu… huhu… duduk sambil sesenggukan di pojokan. Ibunya heboh sampai memeluknya, mengusap air matanya, dan menghiburnya.
“Gapapa, masih ada SBMPTN, kita daftar lagi nanti,” hibur ibunya kala itu. Saya sendiri duduk di sebelahnya, cuma bisa melongo.
Saya masih ingat itu semua. Sepertinya baru terjadi kemarin.
Ibunya cerita, semalaman dia menangis di kamar setelah mendengar teman-temannya sebagian diterima. Mungkin sampai tidak tidur malam itu.
Dan hari ini, tentu saja sangat berbeda, kontras sekali. Si bungsu malahan tertawa ngocol begitu melihat hasil pengumuman warna merah ini.
Dia tanpa ragu sedikitpun membagikan tangkapan layar warna merah pengumuman SNBP ini untuk ayah ibu dan kakaknya sambil mengirim emoticon kucing joget.
Saya pun membalasnya dengan tertawa dan mengirim kucing joget juga. Haha…
Sementara itu, di grup sebelah seorang teman mengirimkan lagu baru MALIQ & D’Essentials, Kita Bikin Romantis.
Setelah mendengar lagu itu, lho… kok ya cocok to… suasananya. Kita bikin romantis saja. hehe…
Tidak semua hal-hal pahit selalu terasa pahit. Hal-hal sederhana dan perhatian kecil untuk membuat hati seseorang menjadi lebih baik terkadang malah menjadi hal yang paling dibutuhkan.
Dari bersenda gurau, bercanda, berbagi gambar emoticon, menanyakan kabar kecil di tengah kesibukan, hanyut dalam senyuman di saat sedang ditolak SNBP, kebahagiaan sejati seringkali ditemukan dalam sebuah perhatian dan kesederhanaan.
Semangat ya, Nak!
Gagal SNBP bukan berarti masalah besar. Masih terbuka banyak kesempatan ke depan.
Untuk yang berhasil diterima, selamat! Saya juga turut senang!
Doa ayah dan ibu untukmu, Nak. Semoga Allah tetapkan hidayah, paring jadi anak yang salehah, paring penjagaan, perlindungan, aman, selamat, lancar, sukses, dan barokah. Aamiin