
Sebuah tangkapan layar akun X spill gaji dosen S2 vs PNS lulusan S1.
DALAM beberapa waktu ini saya membahas tentang gaji dosen. Ini karena sedang musim heboh terkait tuntutan pembayaran tunjangan kinerja (tukin) dosen PNS pada pemerintah. Mestinya, pada bulan Januari 2025 yang seharusnya dibayarkan, tetapi ternyata tidak ada.
Pasalnya, gaji dosen pemula di awal karir PNS memang terlihat kecil. Tapi, seiring berjalannya waktu akan ada kenaikan karir seperti kenaikan golongan, jabatan fungsional, sertifikasi dosen, dan tunjangan lainnya. Jumlahnya tentu saja menjadi besar minimal dua digit.
Jadi, di awal menapaki karir dosen, tentu dirasa wajar untuk memacu semangat dosen pemula meraih karirnya lebih tinggi, dari mulai sebagai tenaga pengajar, asisten ahli, lektor, lektor kepala hingga guru besar.
Di sisi lain, dosen swasta ternyata lebih nelangsa. Seorang dosen tetap dengan latar pendidikan S3, telah menjalani 10 tahun lebih pengabdian, pangkat lektor kepala, beberapa waktu yang lalu spill gajinya di Instagram. Ia ungkap satu persatu rinciannya sehingga total bersih menerima 5.7 juta/bulan.
Baru saja hari ini saya mendengar sendiri ada dosen tetap yang bergaji seratus ribu setiap bulannya. Padahal, ia sendiri sudah mengabdikan diri belasan tahun di sebuah kampus di kota pelajar Yogyakarta.
Kalaupun ada saran untuk dosen tersebut agar mau pindah homebase, misalnya, ia mengatakan terikat dengan perjanjian-perjanjian dan lain-lainnya. Tidak semudah itu, katanya.
Kok bisa? Apa yang salah?
Jika dosen itu sekaligus pemilik perguruan tinggi itu, mungkin tidak masalah walau tidak ada gaji sekalipun. Mirip dengan mendiang CEO Apple Steve Jobs yang gajinya hanya 1 US dollar, tapi lain-lainnya banyak banget.
Jadi, dengan begitu mungkin akan tetap enjoy, lebih produktif menjalani karirnya sebagai dosen. Ini akan jauh lebih ringan, bukan?
Definisi Bersyukur dan Ikhlas
Seringkali dua kata ini dilabelkan oleh orang lain tanpa mengerti konteksnya lebih dulu. Seringkali netizen begitu gampang memberi label tidak bersyukur.
“Apa kamu tidak bersyukur mendapatkan gaji?” katanya.
“Masih mending mendapat gaji, ya kan? Coba lihat orang-orang itu gak dapat gaji, makanya, banyakin syukur, niscaya akan ditambah rezekimu,” kata yang lain.
Saya kemudian bertanya-tanya, apa sih definisi bersyukur dan ikhlas itu?
Bersyukur adalah ungkapan rasa terima kasih kepada Tuhan atas segala nikmat yang diberikan, baik berupa materi maupun non materi, dan diwujudkan melalui sikap positif, menghargai apa yang dimiliki serta menggunakan nikmat tersebut dengan sebaik-baiknya.
Sedangkan Ikhlas adalah sikap menerima segala sesuatu dengan hati yang lapang tanpa syarat atau pamrih, baik dalam tindakan, niat, maupun hasil, semata-mata untuk mencari ridho Tuhan.
Seorang dosen tetap perguruan tinggi swasta yang bergaji Rp 100 ribu per bulan tentu menghadapi tantangan besar secara finansial. Ia akan berpikir keras bagaimana caranya memenuhi kebutuhan sehari-hari yang bakal membengkak.
Tetapi, dengan bersyukur dan ikhlas akan membantunya merasakan ketenangan batin dan menghargai apa yang dimiliki, meski kecukupan tidak semata-mata bergantung pada aspek spiritual.
Kecukupan juga memerlukan pemenuhan kebutuhan dasar seperti pangan, sandang, papan, dan biaya-biaya untuk memenuhi berbagai macam kebutuhan lainnya.
Oleh karenanya, orang yang dipenuhi dengan rasa syukur dan ikhlas menjadi landasan untuk tetap berjuang, mencari peluang tambahan penghasilan, atau mencari cara lain untuk meningkatkan kesejahteraan, tanpa mengurangi rasa syukur terhadap apa yang sudah dimiliki.
Bersyukur dan ikhlas tidak berarti menyerah pada keadaan, melainkan memandangnya dengan positif dan terus berupaya untuk memperbaiki kualitas hidup.
Lalu, bagaimana caranya dosen memenuhi kebutuhan hidupnya?
Dalam kondisi gaji Rp 100 ribu per bulan, misalnya, seorang dosen perlu mencari alternatif sumber pendapatan dan strategi keuangan untuk memenuhi kebutuhan dasar, apalagi menyekolahkan anak-anaknya di perguruan tinggi juga.
Pekerjaan alternatif inilah yang saat ini lebih banyak dimanfaatkan oleh para dosen di banyak perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta. Termasuk yang saya jalani juga saat ini.
Menurut survei yang dilakukan Suci Lestari Yuana, dosen UGM, kepada 136 orang responden, yang juga sejawatnya sesama dosen di UGM, 58.2% pendapatannya diperoleh dari luar gajinya, yang ia sebut gaji tidak teratur.
Pasalnya, masih menurut survei, lebih dari 60% dosen menilai gaji yang mereka terima secara teratur itu tidak sesuai dengan beban kerja, kualifikasi, dan kinerja.
Akibatnya, berdasar survei itu, lebih dari 50% dosen harus bekerja lebih dari 8 jam per hari untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Hal ini mempengaruhi fisik dan psikis para dosen dalam menjalankan pekerjaannya, seperti depresi, stres, dan kecemasan.
Risikonya, dari 136 responden, 86 orang mengalami diskriminasi berdasarkan usia, gelar akademik, gender, status pekerjaan, dan kedekatan. Disebutkan, usia menjadi faktor terbesar penyebab diskriminasi.
Oleh karena itu, tuntutan kepada pemerintah sangat penting untuk tetap digaungkan, agar pemerintah merealisasikan janjinya memberikan tukin kepada dosen di lingkungan Kemendikti Saintek, baik negeri maupun swasta.
Setidaknya, dengan tambahan remunerasi itu akan meringankan beban fisik dan psikis para dosen dalam menjalankan pekerjaannya.
Sembari menunggu kepastian, beberapa pekerjaan alternatif yang dilakukan oleh para dosen, seperti menjadi dosen entrepreneur, untuk memenuhi kebutuhan lainnya di luar gaji teratur sebagai berikut:
1. Mengajar Tambahan
- Mengajar Les atau Kursus Privat
Dengan keahlian akademiknya, dosen bisa membuka layanan les privat untuk pelajaran sekolah, bahasa, atau kursus komputer. - Freelance di Bidang Akademik
Menulis artikel jurnal, menjadi editor naskah akademik, atau menjadi pembicara seminar dapat menghasilkan pendapatan tambahan. - Mengembangkan Keahlian Lain
Jika memiliki minat di bidang tertentu seperti desain grafis, fotografi, atau menulis, dosen dapat menjadikannya sumber penghasilan.
2. Membuka Usaha Mikro atau Online
- Bisnis Kecil-Kecilan
Memulai usaha kecil seperti menjual makanan, minuman, atau barang kerajinan di lingkungan sekitar atau online. - E-commerce atau Reseller
Menjual produk orang lain secara online (reseller) tanpa memerlukan modal besar.
3. Mengoptimalkan Potensi Akademik
- Menulis Buku atau Modul
Dosen bisa menulis buku ajar, artikel populer, atau modul yang dapat dijual, misalnya melalui penerbit online seperti Deepublish atau Amazon. - Membuka Kelas Online
Membuat kursus daring di platform seperti Udemy atau YouTube untuk berbagi pengetahuan dan mendapatkan pendapatan pasif.
4. Menjalani Hidup Hemat dan Efisien
- Memangkas Pengeluaran Tidak Penting
Fokus pada kebutuhan pokok seperti makanan bergizi sederhana, tempat tinggal yang terjangkau, dan transportasi hemat. - Menggunakan Subsidi Pemerintah atau Program Beasiswa
Cari informasi tentang bantuan pendidikan atau beasiswa untuk anak-anak serta program subsidi rumah murah.
5. Kolaborasi dengan Keluarga atau Rekan
- Kerjasama Keluarga
Jika ada anggota keluarga yang bisa membantu secara finansial, jalankan usaha bersama untuk saling mendukung. - Memanfaatkan Jaringan dan Modal Sosial
Jaringan akademik dapat menjadi peluang untuk mendapatkan proyek sampingan, seperti penelitian kolaboratif atau hibah penelitian.
6. Mengajukan Beasiswa untuk Anak-anak
Banyak lembaga pendidikan, baik negeri maupun swasta, menawarkan beasiswa penuh atau sebagian untuk anak-anak dari keluarga dengan keterbatasan ekonomi. Contoh: Program KIP (Kartu Indonesia Pintar), Kaltim Tuntas, Kaltim Cemerlang, dan lain-lain.
7. Menginvestasikan Waktu untuk Pengembangan Karir
- Melanjutkan Pendidikan
Jika memungkinkan, melanjutkan studi S3 untuk meningkatkan peluang menjadi dosen tetap dan menaikkan karir. - Bangun Reputasi di Bidang Keahlian
Aktif menulis di jurnal atau menjadi pembicara seminar dapat meningkatkan peluang mendapatkan penghasilan tambahan.
8. Meningkatkan Nilai Ekonomi Diri
- Belajar Bisnis Digital
Misalnya, membangun blog, membuka kanal YouTube, membuka toko online, atau belajar investasi kecil-kecilan yang minim risiko. - Ajukan Hibah atau Proyek
Beberapa lembaga penelitian memberikan hibah dana untuk proyek pengabdian masyarakat atau penelitian.
Dengan kombinasi strategi di atas, seorang dosen dapat mulai meningkatkan pendapatan, memenuhi kebutuhan dasar, dan memberikan pendidikan yang layak untuk anak-anaknya. Upaya ini membutuhkan kreativitas, kerja keras, dan ketekunan.