
Senin (24/9) pagi ini saya cukup kaget mendapati kembali tumpukan sampah di depan kampus. Padahal, Jumat (21/9) saya lihat sudah bersih. Sepertinya malam hari, Kamis (20/9), dibersihkan oleh petugas dari pemerintah kota, atau mungkin masyarakat? Yang jelas, karena sudah menumpuk banyak, yang membersihkan paling tidak beberapa orang dengan alat dan mobil bak angkut.
Memang, petugas keamanan, baik yang stand-by di kampus atau pun yang di toko sebelah — yang posnya persis dekat tempat kejadian ini — tidak tinggal diam. Sejak munculnya tumpukan sampah pasca jalan diperbaiki, petugas sudah memasang papan pengumuman seadanya, yang ditulisi “Dilarang membuang sampah disini”
Tapi, papan coklat dari kardus itu seperti tak berdaya, dan orang — yang suka buang sampah di situ — masih saja membuang sampah, juga disitu.
Petugas security kampus pun tak ambil diam. Kembali memasang tulisan segede spanduk, tapi masih saja orang — yang suka buang sampah disitu — kembali lagi membuang sampah, lagi-lagi disitu. Saya menduga, orang yang membuang sampah itu melakukan aksinya malam hari. Di saat tempat itu gelap gulita sehingga tidak bisa membaca tulisan larangan itu.
Apa yang dilakukan orang — yang suka membuang sampah disitu — itu betul-betul perilaku buruk dan menyebalkan. Sak enak udele dewe. Peringatan: Tidak untuk ditiru. 😀
Lalu, mengapa orang — yang suka membuang sampah di situ — itu masih saja tidak peduli dengan larangan dan tetap membuang sampah di tempat yang jelas-jelas tidak seharusnya?
Mari kita telisik.
Pertama, tempat pembuangan sampah (TPS) yang berada di pertigaan perumahan Posindo itu, kini sudah hilang atau mungkin dipindahkan. ini terjadi usai Jalan Letjen ZA Maulani (AMD Manunggal) diperbaiki dan ditinggikan agar tidak terendam banjir. Kemungkinan, letak TPS yang baru berada agak jauh sehingga kemungkinan masyarakat yang sudah terbiasa membuang sampah di TPS itu, ogah berjalan agak jauh.
Saya sendiri tinggal di perumahan. Disana ada petugas sampah yang hampir setiap malam hari berkeliling mengambil sampah di tiap-tiap rumah penduduk. Retribusi atau iurannya pun cukup murah. Kira-kira 5 tahun yll saya ditagih 20 ribu saja. Sekarang mungkin 50 ribu per bulan.
Kini, saya tidak lagi ditarik iuran sampah karena di depan rumah saya tidak ada lagi tempat sampah. Pengalaman saya, bak sampah yang ditinggal di depan rumah itu sering berantakan. Sampah terhambur, tercecer di jalan karena kucing liar mencari sesuatu. Dan yang paling sering sangat mengganggu adalah aromanya yang luar biasa tidak enak jika petugas terlalu lama mengambilnya. Sungguh, itu sangat merusak pemandangan dan kenyamanan.
Oleh karena itu, sampah rumah tangga langsung saya buang di TPS di luar perumahan setiap pagi atau malam hari. Rasanya lega dan lebih nyaman bersih dari sampah. Pokoknya, begitu hari itu ada sampah menumpuk, langsung deh dibuang. Beres.
Kedua, masyarakat belum memiliki tempat sampah sendiri yang biasanya berada di depan pagar rumah mereka. Dugaan saya, masyarakat kemungkinan telah melakukannya dengan meletakkan bak sampah di depan rumahnya masing-masing, namun bisa jadi juga tidak ada petugas yang mengambilnya.
Oleh karena itu, jika dugaan ini benar, ini berarti membutuhkan perhatian bersama antara ketua RT, Kelurahan, Kecamatan, hingga pemerintah kota, terutama OPD/SKPD terkait, untuk mengambil kebijakan bersama bagaimana seharusnya mengelola sampah rumah tangga bersama masyarakat setempat.
Sepertinya ada Perda atau Perwali terkait ini deh. Karena ini memang masalah perkotaan, masalah masyarakat banyak. Bagaimana pemerintah dan masyarakat bersama-sama mewujudkan kota ini benar-benar sesuai motonya beriman, bersih indah aman dan nyaman.
Memang sih, tidak banyak orang yang membuang sampah sembarangan di kota Balikpapan ini. Tapi, jika itu dilakukan oleh satu atau dua orang saja membuang sampah sembarangan, maka itu sangat mengganggu.
Hmm… Gimana seandainya Pemkot punya aplikasi yang terhubung dengan Internet untuk memetakan bak sampah di seluruh penjuru kota. Ide keren kayaknya. 🙂
Ketiga, masalah penegakan hukum terkait sampah dan pengelolaannya. Di Manado, baru-baru ini polisi berhasil menangkap seorang pria dan mengamankan satu unit Dum Truck yang sedang membuang sampah di jalan. Ini keren.
Kalau bisa, bukan saja polisi dan aparat berwenang saja, tapi masyarakat juga bisa dilibatkan apabila menjumpai orang yang membuang sampah sembarangan dengan cara melaporkannya melalui aplikasi Android, semacam aplikasi Gojek. Ini juga ide bagus dan keren. 😀
Gimana, gimana, gimana… 😀
1 thought on “Stop! Jangan Buang Sampah Sembarangan!”