

TEPAT satu bulan yang lalu atau tanggal 29 November 2020 saya kembali mendapat bantuan Subsidi Kuota Belajar 50GB sebanyak 2x, yakni tahap 3 dan 4. Total menjadi 100GB untuk 2.5 bulan. Menurut pesan singkat yang saya terima, kuota ini berlaku hingga 11 Februari 2021 yang akan datang.
Secara pribadi saya mengucapkan terima kasih kepada Kemendikbud, terutama Pemerintah RI yang telah memberikan bantuan kuota belajar untuk para dosen, mahasiswa, guru, dan siswa. Seperti yang sudah pernah saya catat di sini dan di sini, kuota ini sangat berarti bagi saya.
Memang, subsidi ini tidak diterima secara merata oleh teman-teman sesama profesi. Ada yang mengatakan bahwa meskipun data dirinya sudah tercatat di dalam database Dikti, namun hingga subsidi terakhir ini belum menerima sama sekali.
Begitu juga dengan beberapa mahasiswa yang saya tanya, mereka mengaku belum menerima bantuan subsidi kuota. Dua anak saya yang masih SMA dan SMP pun juga belum menerima bantuan yang sama. Tapi syukurlah, mereka berdua mendapatkan bantuan dari Indihome yang dibayar ayahnya. Seperti subdsidi silang begitu.
Lalu, untuk apa digunakan subsidi bantuan kuota selama ini?
Sejak lebih dari satu bulan ini saya pindah ruang kerja. Di meja saya yang baru ini saya meminjam satu buah komputer dengan spesifikasi Intel i7. Dengan dibekali kekuatan prosesor tersebut, proses kerja menggunakan Internet jaringan kampus menjadi lebih ringan dan cepat, seperti tak ada aral melintang dan tidak ada gangguan yang berarti.
Nah, kegiatan kerja tersebut lebih banyak menggunakan fasilitas kampus. Hampir setiap hari, dari pagi bahkan sampai malam hari bekerja di depan komputer. Sedangkan setiba di rumah hanya untuk istirahat. Praktis, penggunaan subsidi bantuan kuota jarang digunakan, kecuali untuk keperluan komunikasi WhatsApp dan sebagian kecil menonton YouTube menjelang tidur.
Sesekali jika mengajar di kelas dan didapati jaringan kampus kurang bagus atau ada gangguan, maka subsidi kuota ini sangat membantu menjadi ban-serep atau backup menggantikan jaringan utama. Ya, akhir-akhir ini cukup berbeda jika dibanding awal bantuan subsidi diterima. Saat itu langsung bisa digunakan untuk kegiatan belajar mengajar. Sayang, makin lama kualitas jaringan sering bermasalah, putus-putus di tengah jalan.
Manfaat lain, praktis selama mendapat subsidi bantuan kuota sejak pertama kali saya belum membeli kuota atau pulsa dalam jumlah banyak. Pulsa sepertinya pernah membeli hanya untuk keperluan komunikasi yang diperlukan, seingat saya hanya 10 ribu saja. Artinya, dari sisi ekonomi, bantuan kuota ini betul-betul membantu meringankan beban.
Saya tidak tahu selepas porgram bantuan subsidi kuota 50GB ini berakhir. Apakah ada perpanjangan atau tidak. Saya hanya berharap ke depan tidak ada masalah terkait manfaat bantuan sosial ini, misalnya, korupsi atau masalah hukum lainnya di tingkat negara. Mudah-mudahan semua baik-baik saja.
Semoga manfaat dan barokah. Aamiin.