Ketika pertama kali tiba di gedung ini, saya kira salah masuk. Pasalnya, saya ini mau menginap, kok diantar di gedung laboratorium, auditorium, aula, convention, atau sepertinya gedung kuliah bersama. Ini gedung apa sih?
Di atas pintu masuk ini tertera tulisan Gedung BTB, Ir. Bambang Triono Basuki, M.Eng. Lha BTB itu apa ya? Jangan-jangan ini gedung laboratorium riset?
Saya kemudian kembali keluar gedung menuju luar pagar. Tertulis TCII. Apalagi ini? Sebenarnya kan saya ingin ke Undip Inn. Oalah, ternyata ada tulisan Undip Inn pada plang putih, ukurannya agak kecil dan tidak mencolok, meski posisinya ada di depan pagar pintu masuk.
Singkatan-singkatan ini bagi saya butuh penjelasan. Saya menjadi penasaran apa kepanjangan dari singkatan tersebut. Mungkin sudah ada keterangan tertulis di dekat situ, tapi saya belum menemukan. Tak peduli dengan singkatan itu pun sebenarnya tidak jadi masalah. Tapi orang kemudian ingin tahu ya kan?
Setelah mencari tahu di Internet, BTB kepanjangan dari Bambang Triono Basuki, dan TCII adalah Training Centre II.
Gedung delapan tingkat seluas 3.000 meter persegi ini dibangun tahun 2015, menelan dana sekira 14.5 Miliar. Tahap berikutnya 2016 menelan sekira 15.5 Miliar juga. Total 30 Miliar. Dan di tahun 2017 diresmikan Rektor Undip Prof. Yos Johan Utama.
Menurut Prof. Yos, gedung ini diberi nama BTB lantaran sebagai penghargaan kepada dosen Teknik Kimia Undip ini, wafat ketika melaksanakan tugas dinas.
BTB dinilai sebagai salah satu putra terbaik Undip. “Sebagai penghargaan dan penghormatan kepada jasa-jasa beliau, maka nama beliau ditetapkan sebagai nama Gedung TC II ini,” jelas Prof Yos, seperti dikutip dari situs kampusundip.com, Jumat (13/5).
“Sebut saja Gedung BTB, akan lebih mudah, ya!” pinta Rektor.
Tiap lantai gedung ini punya peruntukan sendiri. Lantai satu untuk lobby dan fasilitas umum. Lantai dua untuk pengelola dan pelatihan. Lantai tiga sampai tujuh kamar-kamar dengan jumlah 50 kamar sekelas hotel bintang tiga. Lantai delapan convention-hall dan penunjang.
Gedung BTB dibangun untuk memaksimalkan pendapatan Undip selain dari pendanaan mahasiswa.
Saya kemudian mengabadikan momen di depan pintu masuk ini. Cekrek.
Setelah dilihat-lihat fotonya, kok ada yang kurang ya? Biasanya kan pemberian nama jalan, gedung, jembatan atau perpustakan menggunakan nama seorang Profesor karena sudah jelas track-record-nya. Kalau begitu, berarti BTB ini dosen yang sangat berjasa.
“Insyaallah kalau Mbak wisuda nanti kita di sini lagi ya…” kata ibunya anak-anak. Dia ingin menginap selama satu minggu di situ. Saya cuma manggut-manggut saja.