
Keterangan foto: Suasana St. Tawang Semarang, jam menunjukkan pukul 2.15 WIB
Si Sulung akhirnya pulang liburan semester naik KA dari Semarang menuju Surabaya, lalu terbang ke Balikpapan.
Sebenarnya, rute ini sudah biasa saya ambil, jika ingin mencari harga tiket yang lebih hemat. Hanya saja, jarak tempuhnya menjadi sangat jauh, butuh effort lebih.
Tapi, yang membuat kuatir adalah si sulung membeli tiket KA untuk perjalanan dini hari, jam 3 pagi. What!#%$
Gak bahaya ta? Dia kan cewek. Di stasiun malam-malam kan sepi? Apa gak ada temannya?
“Terus, berangkat dari rumah jam berapa?” tanya saya pada Ibunya.
Lantaran terus kepikiran, saya sampai berencana mengajukan cuti kerja tiga hari hanya untuk menjemputnya.
“Dianter keluarganya Bu Tri jam 1 ke stasiun,” kata Ibunya. Bu Tri bertugas menjaga kosan. Selama ini, Ibunya sering berhubungan dengan Bu Tri untuk memantau si sulung.
Saya masih gak habis pikir kenapa si sulung sepertinya nekat mau pulang tengah malam. Bisa jadi, dia meniru ayahnya, seperti yang dilihatnya dalam video ayahnya naik KA tengah malam.
Saya jadi merasa bersalah. Tempo hari mengabarinya ada tiket murah program KAI Gapeka 2023.
“Murah, anak kos bisa keliling Pulau Jawa naik KA,” godaku.
“Tapi, jangan sendiri ya… ajak teman-temanmu,” warning saya.
Maka, saya merasa dia diam-diam tertantang.
Sampai di sini, saya masih belum paham kenapa dia membeli tiket untuk dini hari. Apa gak ada yang berangkat pagi hari?
Ibunya mengirimkan tiket KA Pandalungan yang dia beli. Tiket tertera berangkat pukul 2.42 WIB dari St. Tawang dan tiba di St. Pasar Turi pukul 6.41 WIB.
“Katanya itu KA Eksekutif, dia beli 100 ribu. Mumpung diskon,” kata Ibunya.
Entahlah, saya tidak melihat apa istimewanya KA Eksekutif itu. Di kepala ini hanya memikirkan kenapa kok memilih yang berangkatnya dini hari. Titik.
Tiba di stasiun tengah malam, dia mengabari Ibunya. Dia mengirimkan suasana stasiun. Ada beberapa calon penumpang sedang menunggu. Suasana stasiun tampak hidup.
Ketika berada di dalam KA, dia juga mengirimkan foto tempat duduknya. Tampak depan dan di sebelahnya ada penumpang. Cukup ramai.
Saya kemudian penasaran kenapa kok ramai. Katanya KA Eksekutif, kok seperti ini tempat duduknya. Sepertinya biasa saja, gak ada mewahnya juga, gumam saya.
Ketika membuka Facebook, tiba-tiba muncul foto KA Eksektif Bima di time-line. Seseorang mengirimkan foto di grup yang menunjukkan dia baru saja naik KA.
Kursi KA Bima itu ternyata punya motif dan warna yang sama seperti foto si sulung. Saya kemudian penasaran dan melihat kembali nama KA Pandalungan yang dinaiki si sulung.
Ternyata oh ternyata… selain kelas Eksekutif, KA Pandalungan ini punya rute terpanjang sejauh 919 km, dari Jakarta menuju Jember, mengalahkan KA Gajayana yang hanya 907 km.
Dari video review seorang YouTuber tampak salah satu gerbongnya untuk restoran. Ada musholla kecil.
Pantas saja si sulung ingin naik KA Eksekutif ini. Ayahnya ternyata kalah update eh…
Keterangan foto: Suasana St. Tawang Semarang, jam menunjukkan pukul 2.15 WIB