
Sekitar 40.000 calon penumpang kereta api ke Jateng dan Jatim membanjiri Stasiun Senen pada Minggu (21/3/1993) sore. Pihak Perumka yakin semua calon penumpang itu akan terangkut menjelang dini hari dengan penambahan KA ekstra dan rangkaian gerbongnya. KOMPAS/HASANUDDIN ASSEGAFF
“Setahu saya, mudik gratis itu baru dimulai tahun 2022. Program mudik gratis itu luar biasa,” kata Pak Satria, di acara silaturahmi yang saya ikuti di kampus menjelang Idul Fitri tahun ini.
Sebentar, rasa-rasanya saya pernah ikut melihat antrian panjang tiket Mudik Gratis tahun 2019 yang lalu di Bandara Sepinggan. Ketika itu, program ini difasilitasi PT Angkasa Pura I Bandara Sepinggan Balikpapan dengan kuota 600 tiket. Ribuan masyarakat menyemut.
Meski Angkasa Pura yang membagikan tiket gratis, tapi tiket yang dimaksud adalah tiket untuk kapal laut dari Balikpapan ke Surabaya, bukan tiket pesawat terbang. Bahkan, sebelum tahun 2019 pun, sebenarnya istilah Mudik Gratis sudah populer.
Oleh karena itu, saya mengira mungkin saya yang salah mendengar. Bisa jadi bukan 2022, tetapi 2002. Betulkah?
Saya kemudian mendapat konfirmasi langsung dari Pak Satria bahwa betul yang dimaksud adalah tahun 2022, bukan 2002.
Saya kemudian mencari tahu dari mana informasi yang menyebutkan Mudik Gratis ini berawal. Justru dari sinilah, saya menemukan informasi sangat berharga yang tidak banyak saya ketahui.
Dari penelusuran saya di Internet, istilah Mudik Gratis berawal dari PT Jasa Raharja (Persero) Cabang Jawa Timur pada lebaran tahun 2009 yang lalu. Kala itu, Jasa Raharja menyiapkan 20 unit bus eksekutif gratis. Bus ini digunakan untuk melayani para pemudik yang ingin pulang ke kampung.
Jasa Raharja merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang perlindungan korban kecelakaan lalu lintas. Jasa Raharja berdiri pada 1 Januari 1961.
Pada tahun 2009 itu, saya menemukan dokumentasi Jasa Raharja Jawa Timur menggelar Mudik Gratis sebagai bentuk kepedulian kepada masyarakat. Tetapi pada tahun 2008 hingga tahun-tahun sebelumnya, saya tidak menemukan arsip Mudik Gratis.
Disebutkan, program Mudik Gratis itu diharapkan dapat mengurangi risiko bertambahnya korban jiwa pengendara sepeda motor akibat kecelakaan yang terjadi.
“Angka kecelakaan sepeda motor kian meningkat dari tahun ke tahun, saat musim mudik tiba,” ungkap Direktur Utama PT Jasa Raharja, Dr. Diding S. Anwar, Senin (6/9/2010), seperti dikutip dari Republika.
Sementara bagi para pemudik, keputusan menggunakan sepeda motor lantaran dipicu oleh tingginya biaya perjalanan yang harus dikeluarkan jika harus menggunakan kendaraan umum.
Lebih lanjut, pada tahun tersebut, regulasi kredit penjualan sepeda motor sangat memudahkan masyarakat memilikinya. Apalagi setelah kapasitas mesin (isi silinder) sepeda motor ditambah, daya jelajah sepeda motor menjadi lebih jauh dengan laju kendaraan juga lebih tinggi.
Berawal dari PT Sido Muncul tahun 1991
Berdasarkan informasi dari kompas.id, Mudik Gratis itu berawal dari PT. Sido Muncul sejak tahun 1991 silam. Tidak heran, hingga 2023, PT Sido Muncul telah memfasilitasi Mudik Gratis sebanyak 360.400 orang ke kampung halaman.
Masyarakat, yang terdiri atas para pedagang jamu, diberangkatkan lewat jalur darat menggunakan bus. Sebagian besar bus itu diberangkatkan dari Museum Purna Bhakti Pertiwi, Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta. Sisanya dari Tangerang, Bogor, Sukabumi, Cikampek, dan Bandung.
Beberapa perusahaan swasta nasional juga menggelar Mudik Gratis, meski terbatas untuk kalangan sendiri. Baru-baru ini, untuk pertama kalinya Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) memfasilitasi Mudik Gratis untuk mahasiswanya menggunakan bus.
Kapan Jadi Program Nasional?
Sejak tahun 2023 yang lalu muncul wacana program Mudik Gratis setiap musim Lebaran, Natal, dan Tahun Baru sebagai program nasional. Tapi, hingga tahun 2025 ini, tampaknya hanya sekadar wacana, kecuali yang telah dijalankan oleh beberapa BUMN.
Kalaupun wacana itu terwujud, pelaksanaannya diharapkan bukan cuma di Jawa dan Sumatera saja, tetapi juga di daerah-daerah lain, termasuk di daerah kepulauan yang menggunakan kapal sebagai moda transportasi.
Sebagai negara kepulauan, dengan 17.000 lebih pulau, dan yang berpenghuni sekitar 30-35%, Mudik Gratis seharusnya tidak hanya lewat jalur darat saja. Tetapi juga memfasilitasi pergerakan antarpulau serta masyarakat yang tinggal di daerah perairan.
Dikutip dari kompas.id, Fina (36), dosen yang berstatus pegawai negeri sipil (PNS) di Universitas Musamus Merauke Papua Selatan mengatakan, dirinya menerima upah lebih kurang Rp 4,2 juta per bulan.
Jika pulang kampung ke Brebes Jawa Tengah, ia membutuhkan uang sekitar Rp 8 juta untuk biaya tiket pesawat pergi-pulang Merauke-Semarang.
”Kami berharap pemerintah lebih peduli nasib kami, terutama yang di daerah perbatasan. Kami (pendidik) di perbatasan harus bekerja ekstra dibanding di daerah lain,” katanya, Rabu (19/2/2025).
Ke depan, Mudik Gratis diharapkan memfasilitasi pengendara sepeda motor agar beralih menggunakan angkutan umum dan memfasilitasi golongan tidak mampu supaya bisa ikut mudik. Pemerintah tentu tidak ingin mereka hanya sebagai penonton saja.
Targetnya, kali ini tidak sama seperti zaman dahulu kala. Bukan hanya untuk para pengguna sepeda motor agar beralih menggunakan angkutan umum serta warga yang tak bermotor, tetapi juga untuk mereka yang ingin mudik dan tak mampu membiayai sendiri.
Caranya, dorong masyarakat menggunakan Kartu Pra Sejahtera dan Program Keluarga Harapan yang diterbitkan oleh Kementerian Sosial, agar mereka juga dapat merasakan kegembiraan saat mudik.
Selamat mudik dan pulang kampung. Semoga selamat dan lancar sampai tujuan.
Referensi:
1. Arsip Foto ”Kompas”: Potret Perjuangan Mudik Tahun ’70-’90-an
2. Mudik Gratis