
Tangkapan layar siaran langsung Proses Wisuda Diploma, Sarjana, Profesi, dan Pasca Sarjana Universitas Mulawarman, 17 Desember 2022. Salah satu ponakan yang menjadi Sarjana Akuntansi. dok. pribadi
“Piye, wis lulus?”
Itu pertanyaan yang hampir setiap kali saya dengar dari orang tua dan keluarga saat silaturahim.
Sebenarnya itu pertanyaan biasa saja. Beliau mungkin basa-basi atau memang ingin mengetahui kabar anak-anak. Tinggal bagaimana respons saya sebagai anak.
Saya jadi teringat kembali. Pernah di suatu grup WhatsApp mendapat kiriman video drama dari Tiongkok.
Video bercerita agak keras atau mungkin sangat keras. Alkisah, ada keluarga besar berkumpul dalam suatu pertemuan. Ada paman dan bibi berkumpul semuanya dan mengobrol lepas.
Datanglah si anak gadis ikut berkumpul. Kemudian ditanya kapan dia lulus, sudah kerja belum, sudah nikah belum, dan lain-lain. Si gadis sendiri sebenarnya justru ingin menghindar dari pertanyaan-pertanyaan itu.
Akhirnya, si gadis ini pun tak kuasa mendengarnya. Ia pun melawan dengan memberikan pertanyaan balik yang membuat keluarganya melongo dan terdiam.
Syukurnya, gadis itu ternyata bertindak dewasa. Dia hanya membayangkan seandainya dia menjawab dengan memberikan pertanyaan balik, tapi tidak dia lakukan karena risikonya sangat besar.
Dirinya tidak ingin hubungan dengan keluarga besarnya terganggu hanya karena dirinya tidak mampu mengontrol diri.
Dirinya sadar pertanyaan-pertanyaan seperti itu selalu muncul kepada siapa saja dan bagaimana dirinya harus belajar dan bersikap.
Oleh karena itu, ketika saya mendapat pertanyaan serupa, saya belajar. Saya harus tahu diri bagaimana bersikap kepada orang tua dan juga anak-anak.
Kadang, ketika mendapat pertanyaan itu kembali, saya harus menahan diri. Kadang butuh waktu berhari-hari atau malah berminggu-minggu untuk menjawab orang tua.
Ini karena sulitnya mengatur apa pertanyaan atau ucapan yang tepat agar si anak nyaman untuk menjawab, tanpa membuat dirinya gelisah.
Saya hanya butuh jawaban dari si anak agar dapat saya sampaikan kepada orang tua. Sederhana, tapi rumit. Rumit karena saya ini laki-laki, bapaknya anak wedok. Kata orang, harus selalu macho di depan anak.
Akhirnya, saya pun memberanikan diri untuk bertanya lewat WhatsApp. Saya awali dulu dengan bertanya tentang kabar, blablabla… baru kemudian, sudah selesai kuliahnya kah? Ini tempo hari Nenek tanya…
“Tinggal sidang pendadaran Pakde, Insya Allah Desember Wisuda,” tulisnya, September yang lalu.
Syukurlah ada titik terang. Fiuh… rasanya lega. Jawabannya menunjukkan rasa percaya diri yang kuat.
Kok tahu rasa percaya dirinya kuat, dari mana? Ya, skripsi itu bisa dirunut kok. Kalau bimbingan dengan dosen lancar dan ada progress yang jelas, itu bisa terlihat dari sikap mahasiswa deh. Dia akan berseri-seri.
Dan benar, dirinya mengabarkan kalau hari ini sedang mengikuti #WisudaUnmul
Alhamdulillah. Selamat Nak, Pakde senang banget. Nenek juga sudah mendengar dan mendoakan. Semoga Allah paring aman selamat lancar sukses dan barokah. Aamiin.