HARI ini adalah awal tahun 2021. Semoga di tahun ini makin banyak peningkatan kesejahteraan dan pengembangan diri yang lebih baik dibanding tahun 2020. Semoga Allah memberikan aman, selamat, lancar, sehat, sukses, dan barokah. Aamiin.
Di awal tahun ini, saya mencoba membuka beberapa catatan dan rekam jejak dalam tahun sebelumnya yang belum sempat saya tulis di sini. Catatan itu kebanyakan ada di blog ini, salah satunya tentang Melatih Mental di Tengah Ketidakpastian
Sedangkan rekam jejak, saya buka-buka kembali folder screenshot, salah satunya tampak pada gambar di atas ini: Saatnya bagi Para Pengabdi. Yak, gambar ini adalah bagian akhir presentasi Prof. Wisnu Nurcahyo dari Fakultas Kedokteran Hewan UGM. Beliau sedang Sosialisasi Panduan Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat Dikti, 19 Oktober 2020 yang lalu secara daring Zoom.
Saya mengikuti penuh paparan Pak Wisnu, hampir seluruh slide tayangan materi paparannya saya ambil untuk saya pelajari kembali. Sebenarnya ingin merekamnya utuh dalam bentuk video, tapi apa daya kinerja notebook makin menurun. Spesifikasi notebook tampaknya perlu ditingkatkan.
Tapi tak apalah, bagian-bagian penting dari tayangan tersebut saya rasa sudah cukup sebagai dasar untuk ditindaklanjuti. Ya, usai mengikuti sosialisasi tersebut, saya berhasil membuat dan mengumpulkan Proposal Pengabdian pada Masyarakat. Saya berhasil mengajak salah seorang rekan sesama profesi sekaligus sebagai mitra.
Terus terang, tidak mudah menyusun proposal karena ada banyak ketergantungan, keterkaitan antara bagian satu dengan bagian yang lain. Ini sudah saya buktikan di tahun-tahun sebelumnya, saya tidak pernah mengikuti pelatihan, hanya mempelajari sendiri buku panduan tersebut. Saya perkirakan 2-3 hari selesai. Hasilnya, saya tidak mampu menyelesaikan proposal, apalagi mengumpulkan.
So, ya… dari pengalaman-pengalaman itulah saya harus belajar. Mudah-mudahan proposal kali ini lolos dan diterima pendanaan dari Dikti tahun 2021 ini. Aamiin.
Kembali pada materi presentasi Pak Wisnu, di bagian akhir presentasi tersebut ada yang saya sebut sebagai strategi yang kiranya cocok untuk diterapkan dalam bidang riset dan pengabdian pada masyarakat, jika ingin lolos pendanaan Dikti pada tahun ini. Strategi lolos pendanaan proposal Dikti tersebut sebagai berikut.
1.) Perubahan Mindset
Tahun ini topik-topik riset dan pengabdian pada masyarakat berorientasi pada Era Industri 4.0, Masyarakat 5.0, dan pandemi Covid-19. Untuk itu, buat proposal inovasi yang terkait dengan topik-topik tersebut. Jangan lupa perhatikan kualitasnya. Mindset atau pola pikir yang bertumbuh (Growth Mindset) harus digunakan untuk menuju ke sana.
2.) Eksplorasi Banyak Tema
Lakukan eksplorasi tema-tema yang menarik terkait topik riset. Dikti berharap topik pengabdian yang unik dan memiliki kekuatan, baik di bidang sosial, budaya, dan lingkungan setempat agar lebih maju dan berkembang.
3.) Luaran yang Berkualitas
Tetapkan target luaran yang ingin dicapai, baik Output maupun Outcome. Output biasanya berupa produk yang bisa langsung dimanfaatkan fungsinya. Sedangkan Outcome biasanya terkait keberlanjutan, dampak yang dapat membangkitkan peningkatan teknologi maupun ilmu pengetahuan berikutnya. Oleh karena itu, Outcome biasanya berupa jurnal, yang jika pada tahun 2020 hanya mampu masuk pada jurnal tidak terakreditasi, maka pada tahun 2021 ini bisa masuk jurnal terakreditasi. Ini berarti ada peningkatan kinerja pengabdian pada masyarakat di perguruan tinggi.
4.) Sinergi dan Networking
Meningkatkan kemitraan baik antar perguruan tinggi — biasanya di dalam wadah organisasi seperti APTISI–, perguruan tinggi dengan masyarakat, perguruan tinggi dengan UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah), perguruan tinggi dengan Pemerintah Daerah, maupun perguruan tinggi dengan industri. Ini semua menjadi sangat penting dan wajib dilakukan, baik untuk saat ini maupun di masa yang akan datang. Semangat kolaborasi dan kemitraan terus ditingkatkan.
Untuk itu, perguruan tinggi selalu berusaha mendorong sivitas akademika untuk menjalin kerjasama dan membina kemitraan dengan baik dan konsisten.
5.) Literasi Teknologi
Presiden Joko Widodo telah beberapa kali menekankan tentang pentingnya Transformasi Digital. Artinya, hampir seluruh proses dan aktivitas pekerjaan pada era saat ini dan di masa yang akan datang dapat dikerjakan dan diselesaikan dengan memanfaatkan teknologi. Ini semua dilakukan untuk menjawab tantangan zaman yang semakin kompleks di banyak negara di dunia dan membutuhkan tindakan yang efektif dan efisien.
Untuk itu, seluruh masyarakat didorong agar memahami teknologi digital dengan baik melalui literasi digital, pemahaman barcoding, literasi data, literasi budaya, literasi sosial kemasyarakatan, literasi ekonomi, dan saat ini sedang meningkatkan pemahaman pentingnya literasi Covid-19.
Semoga sukses dan barokah. Aamiin.