Sabtu (2/11) saya mengikuti pelantikan Pengurus UKM atau Unit Kegiatan atau Kreativitas Mahasiswa Universitas Mulia. Secara resmi Bapak Rektor berserta para Wakilnya menyaksikan penandatanganan Surat Keputusan masing-masing Ketua atau Koordinator UKM tersebut.
Berdasarkan surat undangan yang saya terima, saya ditunjuk sebagai dosen pendamping untuk bidang pemrograman. Nama UKM-nya, Mulia Smart Coding. Semuanya ada 18 UKM. Seperti yang dikatakan Bapak Rektor, tugas dosen disini untuk mendampingi mahasiswa agar kegiatan dan aktivitasnya terarah, terkontrol, terdukung, terbina, sehingga diharapkan mencapai tujuan dan goals yang diharapkan.
Saat pelantikan tersebut, mahasiswa dan dosen yang ditunjuk dan dipercaya mengurusi UKM menerima SK dari Bapak Rektor. Meski menjadi salah satu anggota dosen pendamping, saya belum menerima salinan SK dan belum membaca apa yang diamanatkan lewat SK tersebut. Meski demikian, saya mencoba menangkap pesan dan harapan Bapak Rektor yang saya tuliskan kembali disini.
Pada dasarnya kegiatan UKM itu merupakan kegiatan kreatif. Maksudnya, kegiatan ini untuk mengasah kreativitas mahasiswa agar menghasilkan inovasi yang bermanfaat. Tentu saja, ini menjadi sarana yang dapat dimanfaatkan mahasiswa sebagai salah satu cara untuk memiliki keahlian, melatih sikap dan tanggung jawab, belajar bekerja sama dalam sebuah tim, dan menjadi wadah untuk menyalurkan dan mengasah kemampuan.
Apa keahlian pemrograman yang bisa saya arahkan untuk UKM Smart Coding ini?
Menurut saya, saat ini ada banyak bahasa pemrograman yang digunakan baik untuk industri, pendidikan, pemerintahan, maupun bidang lainnya. Untuk industri, kita bisa lihat kemampuan bahasa pemrograman untuk saat ini yang paling populer diterapkan pada platform web, mobile, danĀ desktop. Tapi tidak terbatas pada ketiga platform ini. Lebih-lebih untuk industri 4.0 yang mengarah pemanfaatan Internet of Things dan Big Data.
Bahasa permograman yang diterapkan bervariasi. Pendapat saya, mahasiswa diarahkan belajar sesuai dengan minat, lingkup permasalahan, kebutuhan saat ini dan di masa yang akan datang. Tapi, biasanya ada orang berprinsip tidak ingin belajar sesuatu yang dia akan merasa sia-sia tidak terpakai di masa yang akan datang (opportunity). Maksudnya, mereka tidak ingin tanpa pengetahuan yang cukup dan perencanaan yang matang, lalu di kemudian hari apa yang telah dipelajari sebelumnya itu tidak lagi dibutuhkan (pragmatism).
Katakanlah, saat ini yang populer untuk pemrograman web adalah PHP. Sedangkan untuk Desktop adalah Python. Pemrograman Java dengan Android juga sedang populer untuk aplikasi Mobile. Maka, orang-orang kemudian beramai-ramai belajar PHP, Python, Java, dan Android. Hanya pada bahasa pemrograman yang trending saat ini.
Dalam belajar pemrograman dengan bahasa pemrograman apa saja untuk pemula, semestinya tanpa memandang bahasa itu populer atau tidak. Ini lantaran teknologi berkembang sangat cepat. Kita tidak tahu teknologi mana yang bakal berumur panjang. Aplikasi berbasis Windows Phone misalnya, tahun 2019 ini sudah berakhir. Meski platform-nya akan lenyap, tapi tidak bagi para pengembang yang telah berkecimpung banyak di bidang pemrograman Windows Phone. Mereka biasanya akan mudah beralih ke bahasa pemrograman dan platform yang lain karena telah memiliki kemampuan pemrograman sebelumnya.
Oleh karena itu, menurut saya, tentu tidak ada kata sia-sia menekuni berbagai macam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Garisnya, selama tidak melalaikan diri pada Sang Pencipta atau membuat murka Sang Maha Pencipta. Niatnya hanya ‘yarjuna rahmatallah wa yakhofuna adzabah‘. Berharap pada Rahmat Allah dan takut pada azab-Nya.
Ini mendorong agar manusia terus berusaha semampunya (mastatho’tum), hanya berharap dan percaya sepenuhnya kepada Sang Khalik, berani, tidak ada rasa takut dan tidak kenal putus asa. (Al-Baqarah 112).
Belajar pemrograman dengan bahasa pemrograman apa saja sesuai dengan minat dan passion diri sendiri. Sesuaikan dengan kapasitas dan kemampuan. Terus berusaha, pantang menyerah, dan memandang masa depan secara positif. Insyaallah, Allah paring (memberi). Walladzina jahadu fiina lanahdiyannahum subulana. Man jadda wajada.
Apa luaran (outcome) yang hendak dicapai?
Menurut saya, sama seperti dosen yang menulis sejumlah karya ilmiah, entah itu berupa gagasan, hasil penelitian, atau produk karya intelektual lainnya, maka luarannya adalah masuk jurnal terakreditasi nasional atau internasional. Tujuannya, salah satunya adalah agar dikenal para ahli atau pakar, baik di bidang yang sama maupun lintas bidang. Dari sana, mereka akan berbagi wawasan dan pengalaman baru. Kadang banyak masukan, kritikan, gagasan baru, atau malah dukungan yang datang dari berbagai pihak untuk peningkatan dan pengembangan yang lebih luas lagi.
Begitu juga dengan UKM mahasiswa, luaran yang diharapkan setidaknya lolos Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) dan publikasi jurnal terakreditasi. Syukur-syukur bisa Pimnas. Memang, luaran tidak terbatas pada PKM dan publikasi jurnal saja. Tetapi dengan masuk PKM atau jurnal, maka peluang untuk mendapatkan Paten atau HAKI juga akan terbuka lebar. Jika sudah demikian, maka untuk masuk ke dalam industri juga semakin terbuka.
Wait and see saja. Saya sendiri bukan siapa-siapa dan tidak muluk-muluk. Tapi tentu saja setidaknya memberikan target bahwa PKM 2020 yang akan datang mampu submit. Insyaallah.
Semoga Allah paring berhasil sukses dan barokah. Aamiin.
Sumber bacaan:
[1] Industrial Revolution – Industry 4.0: Are German Manufacturing SMEs the First Victims of this Revolution?
[2] One more industrial revolution? Industry 4.0 from a policy angle