PEKAN lalu perhatian saya sedikit dialihkan pada fasilitas Internet Corner yang disediakan Bandar Udara Internasional Juanda Surabaya. Ini gara-gara baterei ponsel habis, lalu mencari colokan listrik gratis yang disediakan Bandara.
Saat di Terminal 1, saya melihat seseorang sedang duduk sambil bermain smartphone dalam kondisi kabel charger terhubung colokan listrik. Aha… saya pun mendekat menuju kotak kuning abu-abu, yang di dalamnya ada layar komputer menyala.
Ketika memasang kabel charger ponsel dan menunggu baterei terisi, tiba-tiba perhatian saya beralih ke layar komputer. Di layar tampil website Bandara Juanda. Sedangkan tetikus (mouse) dan keyboard tertanam di kotak tersebut. Tetikus dalam bentuk mouse-pad pada keyboard.
Saya penasaran apakah komputer ini bisa digunakan atau tidak. Sedikit otak-atik keyboard, mengenali desktop, lalu membuka website, ternyata bisa digunakan mengakses website. Wah, bagus ini…
Setelah mencoba Internet dengan membuka Youtube, saya melihat histori browser Safari tampaknya hanya sedikit jejak URL’s pengguna. Ups… mungkin bisa jadi setiap kali browser ditutup atau shutdown, maka otomatis menghapus histori.
Ketika mencoba memutar video Youtube, terbuka default dengan kualitas 144p sehingga gambar pecah atau kabur pada layar dengan resolusi besar. Merasa kurang nyaman, saya ubah menjadi 720p. Hasilnya, video terbuka lama, berat sekali.
Tak ingin berlama-lama, saya pun mengakhiri penggunaan fasilitas tersebut agar dapat digunakan orang lain. Saya pun ambil gambar selfie. Cekrek.
Begitu juga saat di Bandar Udara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan Balikpapan. Saya hanya sebentar mencoba membuka browser Internet dan mengakses Youtube. Hasilnya sama saja dalam format kualitas gambar paling kecil 144p.
Apabila dibandingkan keduanya, baik di Sepinggan maupun di Juanda, saya merasakan kecepatan Internet-nya tak jauh beda, 11-12.
Bedanya, mungkin ini yang terlihat langsung di mata ya. Di Juanda, Internet Corner menggunakan produk Apple dan kotak meja kayu yang didesain khusus khas Angkasa Pura. Jika ditaksir biaya meja ini kira-kira tiga sampai lima juta, atau mungkin lebih. Harga komputer Apple kurang lebih 20 jutaan. Jadi per unit sekira 25 jutaan. Hitungan ini hanya kira-kira saja loh ya, tebakan saja.
Sedangkan di Bandara Sepinggan, Internet Corner menggunakan meja terbuka desain khusus dengan perangkat komputer all-in-one. Saya tidak mencatat nama vendornya. Yang menarik, komputer ini menggunakan Linux Mint. Ini keren buat orang-orang seperti saya, tapi mungkin tidak keren bagi yang tidak suka. Tidak masalah, yang penting itu Internet-nya kencang.
Adapun biaya pengadaan, bisa jadi Sepinggan 50% lebih hemat daripada Juanda. Hmm… ya, ini juga perkiraan saja. Secara terlihat kasat mata dan mencoba menaksir harganya.
Tapi jangan khawatir, sedikit saran untuk Sepinggan dan Juanda. Jika memang ini adalah Internet Corner, maka fungsinya ditingkatkan lagi agar bisa benar-benar dimanfaatkan publik. Bukan hanya sekadar untuk colokan listrik.
Pertama, untuk Juanda, Internet Corner sudah bagus ada di depan pintu masuk Terminal, bukan saja tersedia di dalam saat penumpang sedang Boarding. Meski demikian, menempatkan komputer di luar dengan desain meja khusus tersebut kemungkinan untuk keamanan ketika bandara tutup di malam hari. Beda dengan meja terbuka di Sepinggan yang berada di dalam ruang tunggu Boarding.
Kedua, tentu saja kecepatan Internet kedua bandara ini perlu ditingkatkan lagi. Minimal bisa digunakan untuk akses Youtube dan memutar video dengan kualitas gambar 720p kencang tanpa buffering. Yah… namanya saja masukan ya kan. Zaman sekarang loh…
Ketiga, emm… ini kan sudah masuk Revolusi Industri 4.0 ya kan. Update komputer tersebut dengan perangkat IoT, tambahkan layar sentuh agar menarik minat, seperti tablet dengan ukuran layar besar.
Nah, apalagi dengan adanya medsos yang dimiliki setiap pengelola Angkasa Pura. Isi medsos jangan melulu acara seremonial bandara saja. Usul saya sebaiknya diisi dengan marketing keunggulan daerah masing-masing, nyalakan channel Youtube dengan gairah, jualan traveling yang menyenangkan, macam-macam lah, butuh strategi.
Ingin tahu strategi apa yang dibutuhkan masyarakat untuk meningkatkan layanan bandara? Bisa dong memanfaatkan Cloud, Big Data, dan AI. Sudah menggunakan IoT ya kan. Sudah zaman IR 4.0. Saya rasa bandara di zaman sekarang ini harus menjadi pioneer dalam pemanfaatan teknologi.
Setuju kan? Setuju saja deh… tapi… mungkin semua usulan saya ini sudah akan diterapkan di semua bandara deh. Semoga saja.
Update:
Mendapat balasan dari mimin media sosial Bandara. Matur tengkyu min.
Pagi sahabat, terima kasih atas saran yang diberikan. Evaluasi akan terus dilakukan guna peningkatan pelayanan kepada pengguna jasa. Salam hormat – Evva
— @angkasapura172 (@angkasapura172) January 18, 2020